Jemaat dan Memilih Jodoh (1)

Penulis Amsal mengungkapkan bahwa ada beberapa perkara yang mengherankan dan tidak di mengerti olehnya, di antaranya ialah “jalan seorang laki-laki dengan seorang gadis”. TUHAN menciptakan manusia sedemikian rupa sehingga laki-laki tertarik kepada perempuan dan sebaliknya. Biasanya yang terjadi ialah, perkenalan – persahabatan – rasa cinta – berpacaran – peminangan – pertunangan – akhirnya pernikahan.

Orang-orang Kristen muda yang ingin menyenangkan Tuhan menyadari bahwa ini suatu perkara yang penting sekali. Bila memilih jodoh ini dilakukan dengan hati-hati dan disertai banyak doa, di bawah berkat Tuhan pemilihan itu dapat menjadi suatu pernikahan yang memuliakan Tuhan. Tetapi bila iblis diijinkan mempengaruhi kita memilih jodoh, kehidupan rohani kita bisa runtuh dan jadi tak berguna bagi Allah. Karena itu ijinkanlah Allah menolong kita memilih jodoh bagi kita.

Jemaat dan Kasih

Seorang anak laki-laki menyurati ayahnya, menanyakan, “Papie, apakah sebenarnya kasih itu? Saya kesulitan menemukan definisi kasih.”

Sang ayah mencoba menjelaskan kepada anaknya sebagai berikut:

Engkau benar. Memang tidak gampang mendefinisikan kasih dengan benar. Mengapa? Karena ada beberapa jenis kasih. Setiap jenis dapat memiliki definisinya sendiri. Untuk mengerti kasih dengan benar, kita harus mencarinya pada sumber yang benar juga, yaitu Alkitab, terutama di bagian Perjanjian Baru. Naskah asli Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Gerika, dan ada beberapa kata yang dipakai untuk menguraikan kasih:

Jemaat dan TUHAN

Konon di Florida, Amerika Serikat, seorang atheist (= percaya bahwa Tuhan tidak ada) mengajukan keberatan atas adanya hari libur Paskah dll. Ia membayar pengacara untuk membawa apa yang dinamakannya kasus “diskriminasi” ke pengadilan guna menentang umat Kristiani dan berbagai ibadah hari-hari liburnya. Alasan yang dipakainya ialah bahwa tidak adil kalau kaum atheist tidak memiliki hari libur yang diakui pemerintah.

Jemaat dan Keluarga

Tuhan Yesus berkata, “… Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya … Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu … Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia” (Markus 10:6-9).

Tetapi mengapa sekitar separuh dari pernikahan berakhir dengan perpisahan bahkan perceraian di kantor pengadilan? Lihat saja berita sehari-hari di media TV atau koran, kawin-cerai sudah menjadi kabar biasa. Orang ganti pasangan seperti ganti baju saja.

Jemaat dan Tujuan Hidup

Beberapa tahun yang lalu seorang sahabat seiman membeberkan dari Alkitab kepada kami bagaimana makna & tujuan hidup Kristiani yang sebenarnya. Kalau jemaat keliru menentukan tujuan hidupnya, maka sia-sialah seluruh kehidupan yang dijalaninya di dunia ini. Hidupnya menjadi kurang berarti karena meleset dari sasaran yang seharusnya.

Allah menciptakan manusia karena Dia berkenan melakukannya. Dan Dia menciptakan kita sedemikian rupa supaya kita dapat menikmati persekutuan denganNya untuk selama-lamanya. Jadi Allah menciptakan kita dengan maksud agar kita mengenal Dia, hidup dengan Dia, dan menikmati Dia selamanya!

Jemaat dan Tahun Baru

Hari ini kita memasuki Tahun Baru 2010! Artinya, sudah sekitar 2,000 tahun berlalu sejak Kristus turun ke dunia sebagai bayi laki-laki yang dilahirkan perawan Maria di Betlehem untuk menjadi Juruselamat manusia. Dan, berarti satu tahun lebih dekat pada kedatangan Kristus kembali !

Ya, Kristus berjanji Dia akan datang kembali … Tahap pertama untuk menjemput jemaat-Nya ke sorga (I Tes. 4:16-17), dan tahap kedua Dia akan mendirikan Kerajaan Seribu Tahun di muka bumi ini (Wahyu 20:1-6). Yang pertama disebut Rapture, yang kedua adalah kedatanganNya kedua kali ke bumi sebagai Raja atas segala raja & Tuhan atas segala tuan.

SELAMAT HARI NATAL !!!

Kelahiran Yesus Kristus mengubah dunia! Tak seorangpun dapat menyangkal fakta ini. Dan tak ada apapun yang dapat mengubah fakta bahwa kelahiran Yesus telah mengubah dunia.

Kristus datang ke dunia dengan sebuah misi, membereskan persoalan terbesar manusia: DOSA. Dialah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia (Yohanes 1:29). Dosa memisahkan manusia dari Allah. Dosa merusak hubungan antara manusia dan Allah, dan penyebab konflik antara manusia dengan manusia. Kristus datang untuk memulihkan hubungan tersebut.

Jemaat dan Keuangan (5c)

DIAMBIL ATAU DIBERI ?
RAHASIA BERKAT.

Syarat ketiga, kita harus menjadi bendahara yang baik !!! (MATIUS 25:29; 13:12; MARKUS 4:25; LUKAS 8:18; 19:26)

Bendahara yang baik ialah bendahara yang hemat, tahu mengelola uang yang dipercayakan kepadanya dengan baik, bertanggung jawab, dan yang terpenting setia, bisa dipercaya, jujur, serta uang di kas selalu ada pada saat diperlukan!

Jemaat dan Keuangan (5b)

DIAMBIL ATAU DIBERI ?
RAHASIA BERKAT.

Syarat kedua, kita harus setia (bisa dipercayai) dalam perkara kecil !!! (MATIUS 25:21,23; LUKAS 16:10-12)

Tuhan tidak akan mempercayakan uang besar kepada kita kalau kita belum bisa dipercayai memegang uang kecil. Ini prinsip Alkitab!

Jemaat dan Keuangan (5a)

DIAMBIL ATAU DIBERI ?
RAHASIA BERKAT.

Bagaimana sebenarnya hubungan antara uang – kita – dan Allah? Topik ini sendiri cukup luas seluk-beluknya untuk dibahas. Dalam kesempatan ini kita akan coba melihatnya dari satu segi saja, namun segi yang amat penting diperhatikan kalau kita ingin diberkati oleh Allah dalam soal keuangan.

Jemaat dan Keuangan (4)

HEMAT ATAU KIKIR?

Alkitab berkata, "Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya. Ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan, siapa memberi minum, ia sendiri akan diberi minum. Siapa menahan gandum, ia dikutuki orang, tetapi berkat turun di atas kepala orang yang menjual gandum" (Amsal 11:24-26).

Allah sering memberkati anak-anakNya dengan kekayaan kemurahanNya, dengan maksud antara lain supaya mereka menjadi orang-orang yang suka menolong – tetapi bukan boros. Supaya mereka tetap hemat – tetapi bukan kikir.

Jemaat dan Keuangan (3)

MURAH HATI ATAU BOROS? (Lukas 15:11-16).

Salah satu tanggung jawab orang Kristen kepada Kristus ialah bagaimana ia mengelola uangnya. Ingat, setiap sen yang ada di kocek kita adalah pemberian Allah yang perlu dipertanggungjawabkan!

Contoh di bawah ini adalah pengalaman seorang mahasiswa teologia. Ia dikenal oleh teman-temannya sebagai mahasiswa yang suka mentraktir teman-temannya makan, membelikan buku-buku, peralatan kuliah, bahkan barang-barang yang tidak langsung berguna untuk kuliah teman-temannya seperti perhiasan & benda antik. Tentu saja semua itu sangat menyenangkan hati teman-temannya dan ia langsung mendapat gelar "si murah hati" dan "si baik hati". Sebenarnya, tepatkah gelar ini?

Jemaat dan Keuangan (2)

KEBUTUHAN ATAU KEINGINAN ?
(Matius 6:25-34; I Yohanes 2:16,17; I Timotius 6:6-9)

Disadari atau tidak, cepat atau lambat setiap pengeluaran uang yang bersifat “pemborosan + besar pasak daripada tiang + banyak kebocoran + tidak dikelola dengan baik” akan menyebabkan defisit, kekurangan, kemiskinan, utang-utang tak terbayar, tak pernah punya duit, tak pernah punya tabungan, hidup morat-marit alias berantakan, dan penderitaan yang mengenaskan di masa tua seseorang.

Banyak orang secara jenius mengelola perusahaannya, rajin mengurus pekerjaannya, mampu menghasilkan banyak duit --- tetapi anehnya, setelah itu mereka sama sekali tidak becus mengelola uang yang diperolehnya dengan susah payah itu sehingga seumur hidupnya kantong & dompetnya hampir selalu kosong! Apalagi tabungan, tidak punya!

Jemaat dan Keuangan (1)

KURANG-PEMASUKAN ATAU SALAH-PENGELUARAN ? (Amsal 21:20; Filipi 4:11)

Kebanyakan orang (termasuk orang Kristen) “mengeluh” tidak punya uang, bahkan benar-benar sering kekurangan atau kehabisan uang. Ini kontras sekali dengan apa yang Rasul Paulus katakan, “Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan”. Padahal sewaktu melayani Tuhan memberitakan Injil, Paulus tidak lebih kaya atau, lebih enak dari kita. Bahkan barangkali ia lebih menderita secara jasmani dari pada kebanyakan kita di sini sekarang (I Korintus 9:18; II Korintus 4:16,17; 6:4,5; 11:23-28).

Kalau begitu, apa artinya perkataan Paulus tadi? Artinya, pada umumnya persoalan kita dalam masalah keuangan bukan terletak pada kurangnya pemasukan uang, tetapi terletak pada kurang bijaksananya pengeluaran uang !