HUKUM KASIH
Tuhan Yesus mengajarkan hukum kasih:
Jawab Yesus kepadanya, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama.
Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.”
Obyek yang harus dikasihi:
Pertama mengasihi Tuhan Allah. Kedua, mengasihi sesama manusia. Ayat-ayat lain di Alkitab menyebut secara spesifik, isteri, saudara-saudara, tetangga, orang lain, orang asing, bahkan “musuh” yaitu orang yang membenci kita harus dikasihi.
Penerapan kasih secara praktis, antara lain:
Jangan berzinah, jangan membunuh, jangan mencuri, jangan mengingini!
Jangan menuntut balas, dan jangan menaruh dendam!
Memperlakukan orang asing setara dengan penduduk asli.
Menghormati semua orang, menghormati pemerintah!
Jangan kasar terhadap isteri.
Berbuat baik kepada orang yang membenci .
Meminjamkan dengan tidak mengharapkan balasan.
Mendoakan mereka yang menganiaya.
Tetap baik terhadap orang yang tidak tahu berterima kasih.
Mengapa mengasihi?
Allah yang Mahakudus adalah Allah yang kasih adanya. Karena itu kasih adalah hukum moral ilahi yang tertinggi. Semua perintah yang lain tersimpul dalam hukum kasih. Dengan menjalankan hukum kasih kita berbuat baik. Pahalanya besar di sorga. Kasih menutupi banyak dosa. Dan satu lagi, anak-anak Allah Yang Mahatinggi menyerupai Bapa-nya yang di sorga.
(Referensi Alkitab: Injil Matius 5:43-44, 22:37-39, Injil Markus 12:30-31, Injil Lukas 6:27, 35, Surat Roma 13:9, Imamat 19:18,34, I Yohanes 4:8, Kolose 3:19, Yakobus 2:8, I Petrus 2:17, 4:8). <>