KAPAN MUJIZAT DATANG?
(Kesaksian Henry Widjaja di Corporate Prayer pada tgl. 20 Maret 2011) headc2001@yahoo.com Phone: 081.118.9791
Dulu dalam kontak radio saya dipanggil Hotel Whisky (HW), sesuatu yang
tidak disukai karena berkonotasi mewah, hura-hura dan tidak berkenan bagi Tuhan.
Akhirnya saya ganti menjadi Heaven & World, mengingatkan Misi Hidup bagi sorga
dan dunia, yakni untuk misi sebagai Imam ( Sorga ) dan Raja ( (Dunia), IMAMAT
RAJANI.
Dulu
Secara kedagingan dulu saya merasa bangga dan sombong bahwa saya "tidak pernah ke dokter selama 14 tahun,
makan banyak dan minum banyak Cola”.
Kerapkali sharing tentang Kaizen/ continuous improvent di Organissasi/
Proses tetapi lupa untuk diri sendiri khususnya kesehatan. Juga
tentang Problem Solving ". Solve
the problem at the lowest stage possible, tetapi lengah untuk deteksi kesehatan
sendiri.
Prinsip hidup harus
Pro-Active versus Reactive hanya sebatas pikiran. Dan lupa bahwa "To prevent is better than
to cure" sampai ahirnya menderita Vertigo alias pusing 7 keliling, muntah
bila kepala bergerak, tak bisa bangun selama 3 hari.
Ternyata setelah
pemeriksaan dokter dan laboratorium saya menderita diabetes, darah tinggi dan
hati terbungkus lemak.
Akibat diabetes,
retina mata bedarah sehingga harus di laser bahkan mata disuntik
Ovastin. Suatu saat dokter mata meminta agar mata dioperasi besar selama 3
jam, karena agak frustasi saya tanya, "Dokter sampai kapan mata saya
begini?" Dia jawab dengan santai,
" Jangan khawatir, ada pasien saya dioperasi 10 kali selama setahun".
Saat itu juga saya bertekat untuk tidak
operasi, terserah! Dan saya melakukan doa dan puasa! Hasilnya ajaib, beberapa hari selanjutnya
sembuh dan normal. "Oh Bapa,
sungguh Engkau mengasihi aku, haleluya."
Mengapa saya saat
itu mencari dokter yang handal tetapi tak bisa menyelesaikan dengan baik,
bukankah Tuhan telah mengatakan "Trust in the LORD with all thine heart; and
lean not unto thine own understanding" (Amsal 3:5) ?
Akibat diabetes
berlanjut, gula darah mencapai 294 mg/dL (normal 120) plus hypertensi yang
mencapai 190 bahkan 220! Ditambah pula menurut dokter ahli, pengobatan saya
terlalu keras, sehingga ginjal bocor, dan Creatinine/ racun sisa makanan
mencapai 6 (normal 1.2). Saat itu dokter memberi warning siap-siap untuk
Cuci Darah (Haemo Dialysis).
Creatinine meningkat
cepat, bahkan saat di rumah sakit Mt.Elisabeth, saya sesak nafas, pernah
tak bisa tidur selama 3 hari, gatal seluruh badan (ingat kisah Ayub), muntah,
badan terutama kaki bengkak dan sempoyongan.
Akhirnya Dr. Wu
mengatakan " I give you 5 minutes to decide, you die or you go haemo
dialysis now." Wow...saya merasa bagai
disambar petir!
Apa yang terjadi,
apa dosa saya, orang jahat bahkan atheist pun tidak apa-apa. Hati saya seolah protes dan saat itulah badan
saya diberi selang menuju aorta/ dekat jantung 2 cabang inlet-outlet secara
operasi.
Emmy istri saya
menanyakan dokter," Don’t you have other ways to help?" Dokter
menerangkan hanya 2 pilihan: HD seumur hidup atau Transplant Ginjal. Spontan Emmy menawarkan ginjalnya.
HD saya alami 8
bulan, bahkan terahir 3 kali seminggu. Kakak saya mau mendonorkan ginjalnya
juga, terus anak saya, ahirnya saya pilih istri. Sementara proses Cross & Match dilakukan
beberapa tahap, adik saya Rietje mengatakan, “Mengapa tidak mau dengan ginjal saya?
Saya ingin kakak hidup dan sembuh, saya
rela 1 ginjal saya diambil.” Ternyata kemudian ginjal Rietje yang terpilih.
Operasi di mana?
Pimpinan Perusahaan
dan teman-teman terkasih di kantor menyarankan agar di transplant di Singapore.
Setelah browse internet tentang cara dan resiko transplant, dan mengevaluasi
prestasi rumah sakit, saya putuskan operasi di RS Persatuan Gereja Indonesia CIKINI.
Perlu waktu hampir 6
bulan untuk menyelesaikan infeksi saluran pencernakan, jantung dan paru-paru yang
terisi air, hati yang membengkak, dan sebagainya.
Saya merasa senang
karena di Cikini ada slogan yg diambil dari Roma 12:8 -TUNJUKKAN KEMURAHAN
HATIMU DAN LAKUKAN DENGAN SUKACITA- Tanpa
bermaksud promosi RS, it is true baik perawat maupun dokter di sana
melakukannya, amin!
Di samping itu
tertera motto tertulis:" Sedare Dolorum Opus Divinum Est =
MERINGANKAN BEBAN PENDERITAAN ADALAH PEKERJAAN ILAHI. Komentar saya kepada istri tentang motto ini,"Jadi
kalau ada orang jahat, membuat orang sedih atau susah adalah pekerjaan iblis.” Jawab istri,"Ya,
kita harus hidup yang berkenan kepada Tuhan."
Menjelang operasi
Setelah 6 bulan, organ saya semua baik dan siap untuk dioperasi walau harus
dipapah atau di kursi roda. Tetapi Tuhan
memberi saya kesempatan untuk tetap bekerja di kantor. ”As you think you are,
you are,” kata seorang penulis. Saya coba
melupakan rasa sakit walau kalau berjalan tertatih-tatih dan kerap masih
muntah. Selama itu pula keadaan hidup benar-benar melancholic.
Hal-hal yang saya lakukan menjelang operasi:
1. Membuat tulisan berjudul :" Persiapan
Pulang Ke Rumah Bapa". Isinya saran bagi Emmy untuk tinggal di mana,
bersama siapa dsb. bila saya pulang.
2. Sering menyanyikan lagu Jim Reeves tentang
perpisahan dengan kekasih berjudul Adios Amigo, mau tahu?
Adios Compadre = selamat tinggal kawan akrabku
Let 'shed no
tears = jangan teteskan air matamuMay all your mananas rejoice through the years = semoga hari-hari esokmu penuh sukacita sepanjang tahun
Away from memories = lupakan semua kenangan
My life I must spend = kehidupanku yang harus kulalui/ jalani
Adios amigo, adios my friend = selamat tinggal kawan.
3. Seminggu sebelum operasi mengirim sms kepada Pimpinan dan Teman Dekat yang
isinya:
I WILL BE RIGHT BACK
IN A BETTER SHAPE (Spiritual Habit Attitude Personality Emotion). Aku akan segera
kembali. Bila kembali hidup, saya akan melakukan
SHAPE yang lebih baik, seperti Jesus. Bila kembali ke Surga ya better Shape juga (karena
tiada bau, kotor dll.) hanya roh.. he...he...
Saat Operasi
Saat masuk ruang
operasi 10 September 2011, saya berdoa "JADILAH KEHENDAKMU, bila ini
kehendakMu jadilah, bila ini karena setan aku lawan.” Semangat yang ada : BERSERAH PADA TUHAN dan
Pantang Menyerah secara duniawi.
Operasi berlangsung
hampir 5 jam. Di saat siuman di luar
kamar operasi saya bertanya, “Kapan operasi mulai?” Dokter dan perawat mengatakan sudah selesai
dan berhasil tetapi tetap dipantau, tiap saat, tiap 3 jam, 6 jam, dan
seterusnya di ICCU.
Perawat di sini
benar-benar menginginkan pasien sembuh dan merasa nyaman. Semua dilayani, mulai disuap makan, saat ke belakang.
Di sinilah batin menderita, kenapa
mereka melakukan hal begini??? Terasa tidak pantas, seharusnya saya bisa tetapi
tak bisa, pekerjaan mereka luhur!
Setelah operasi
kabar gembira dating. "Bapak boleh minum sehari 3 liter." Wow luar biasa, sebab satu hari maximum 600 cc
itu pun termasuk kuah. Bila haus biasanya menghisap ice cube,
haleluya.
Sekarang
Puji Tuhan Jesus,
saya sembuh 100%. Semua normal, darah
tinggi normal (tanpa obat sedikitpun), Creatinie 1.16, Cholesterol bahkan
rendah 45 normal 100, dan dapat bonus "rambut saya yang dulu memutih
sekarang mulai tumbuh hitam."
Hidup bergairah
kembali dan sudah sembuh total, namun tetap minum immuno suppressant. Makanan dan minuman tanpa pantangan. Namun
karena history saya tetap makan secara proporsional, puji Tuhan.
Kesimpulan
Jadi kapan mujizat
datang?
You have seen
miracles everyday!!! Kita bisa hidup itu
mujizat besar. Hidup bukan hal biasa, do not just take it for granted.
Mari kita syukuri,
orang tua, suami istri, anak cucu harus penuh sukacita karena Tuhan itu hidup
dan penuh kasih dan kuasa.
Mencintai suami/ istri, anak, keluarga dan semua orang... sungguh indah!
Puji syukur kepada Tuhan, terima kasih sebesar-besarnya adikku tercinta
Rietje yang memberikan ginjalnya, terima kasih kepada Emmy ku yang tercinta
yang dengan penuh kasih merawatku, kepada anak, cucu, family dan teman yang telah
memberikan doa dan dorongan moril serta kepada Perusahaan Japfa Group/ Salim
Group yang telah memberikan bantuan moril materiel serta kemudahan selama ini, kepada
Gereja Bethany, Corrporate Prayer, dan semua
teman dengan ini secara pribadi maupun keluarga saya mengucapkan terima kasih!
Semoga Tuhan Yesus memberi berkat berkelimpahan kepada semuanya! Terimalah berkat kasih Tuhan yang memberi
hidup dan kehidupan bagi kita semua, amen. <>
Bagaimana Saya Menjadi Orang Kristen?
(EK, Ponorogo)
Dulu sebelum saya menjadi pengikut Tuhan Yesus, kehidupan saya hancur dan serba kekurangan. Saya penjudi, pemabuk, selalu ingin kaya, senang keluar malam dan marah-marah , kejam dan berani walaupun saya salah. Saya juga senang pergi ke dukun, ke tempat yang sepi untuk minta kekayaan, minta rumah mewah, dan lain-lain.
Tentang kepercayaan kejawen, saya senang berguru tentang ilmu-ilmu kejawen dan ilmu hitam. Melalui perguruan “Brata Kesawa” artinya Brata = Topo, Ke = Kejawen, Sawa = satu wadah dengan Allah, yaitu sorga. Dan sesuai dengan agama saya waktu itu, saya bersekolah di sebuah sekolah agama di daerah Jombang.
Kemudian saya bertobat pada tahun 1992, tepat di bulan Agustus. Tatkala membaca tulisan Gereja Kristus Ajaib, dalam hati saya ingin tahu apa keajaiban Kristus. Saya juga rindu belajar ke gereja itu. Demikianlah pada suatu hari Minggu pagi saya ikut kebaktian. Sewaktu mendengar nyanyian, “Ku sembah Kau, Ku sembah Kau” hati saya trenyuh dan sangat tersentuh.
Dan ketika fiman Tuhan disampaikan tentang “hidup berubah” , tiba-tiba hati saya tersentak dan saya gemetar. Ternyata selama ini hidupku semua salah, ya Tuhan. Saya berseru keras-keras, “Saya mau diubah, saya mau hati saya dibaharui!” beberapa kali. Di situlah saya menerima Tuhan Yesus Kristus.
Semenjak itu Tuhan Yesus tinggal dalam hati saya, mengampuni & menyelamatkan saya dari dosa, dan menyediakan tempat bagi saya di sorga kekal. Tuhan Yesus mengubah hidup saya sepenuhnya menjadi baru!
Seminggu kemudian dari saat saya bertobat & percaya kepada Tuhan Yesus, saya dibaptis. Saya mengalami pembaharuan (baca: pertobatan) yang luar biasa, misalnya: saya tidak berjudi lagi, tidak mabuk-mabukan, tidak menyembah berhala, dan tidak mengandalkan manusia. Sebagai orang percaya saya makin tekun beribadah walaupun harus turun ke kota ± 35 km jauhnya selama 4 tahun dengan sepeda pancal. Sering berdoa di malam hari, sering berserah minta kekuatan Tuhan Yesus Kristus. Lalu pada tahun1997 saya ingin orang lain juga menerima keselamatan seperti saya. Bergumullah saya supaya punya pengetahuan tentang Alkitab. Saya mendaftar di sebuah program pendidikan dan mengikuti studi sampai selesai pada tahun 1998. Setelah selesai belajar Alkitab saya langsung terjun ke pelayanan sampai saat ini. Hati saya penuh ucapan syukur kepada-Nya atas anugerah-Nya, pertolongan-Nya, Injil-Nya, kasih-Nya, kekudusan-Nya, dan kuasa-Nya yang diberikan dengan cuma-cuma ke dalam kehidupan saya. Amin. <>
Bagaimana Saya Memperoleh Hidup Kekal?
(DR, Kediri)
Saya berasal dari keluarga Kristen. Tetapi waktu itu kami cuma Kristen KTP, belum mengenal Yesus dan belum mengerti Firman Tuhan dengan benar. Keluarga kami tidak tahu apa-apa tentang kekristenan yang sesungguhnya, bahkan masih kuat dalam kepercayaan kejawen. Saya sendiri selalu diarahkan ke gereja (sekolah minggu) oleh orang tua, dibaptis sewaktu masih bayi, lalu setelah menginjak remaja mengikuti “angkat sidi” (pengakuan percaya secara pribadi) sesuai tata cara gereja di mana kami beribadah.
Hal lain yang saya ingat ialah saya selalu menolak, menentang ayah jika disuruh meminta pertolongan dari dukun untuk kesehatan, sekolah, dan lain-lain. Lingkungan tempat tinggal saya mayoritas Kristen, tetapi hanya tata cara gereja yang dianut. Judi, mabuk, dukun, kawin cerai, pindah agama sering terjadi.
Waktu itu saya sangat takut, bagaimana kehidupan saya nanti? Saya tidak ingin hal-hal seperti itu terjadi pada saya. Saya juga takut kalau saya mati lalu bertemu Tuhan Yesus, apakah Tuhan Yesus mengenal saya? Apakah nama saya ditulis dalam buku kehidupan? Karena saya banyak berbuat dosa, tidak tahu apa-apa tentang Tuhan Yesus dan Firman Allah.
Setelah lulus SMA saya sempat berpikir untuk pergi jauh dari desa saya. Saya masuk ke sebuah perguruan tinggi di Jawa Timur. Jauh dari keluarga tetapi saya merasakan penyertaan Tuhan yang luar biasa. Sejak itu saya mulai belajar disiplin dalam berdoa, membaca dan merenungkan Firman Tuhan. Saya sering sharing dengan teman dekat saya mengenai Yesus, siapa Dia, apa yang dilakukan bagi kita, dan sebagainya. Di sini saya mulai mengerti bagaimana memperoleh keselamatan, damai, dan sukacita di dalam Tuhan Yesus.
Saya juga bertemu dengan seorang hamba Tuhan. Saya sering mendengarkan beliau berdiskusi mengenai Alkitab dan Yesus dengan keluarganya. Beliau memberi saya kursus tertulis “Jalan Keselamatan” untuk dipelajari dan diisi. Mulai saat itu mata hati saya benar-benar dibukakan oleh Tuhan. Waktu itu di tempat kos saya sujud berdoa kepada Tuhan Yesus mengakui dan menyerahkan dosa saya, mengundang Yesus masuk dalam hati saya dan percaya kepada-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat saya pribadi. Begitu bahagia dan damai hati saya!
Tuhan Yesus telah mati disalib untuk memikul dosa saya yang hina ini dan memberikan kepada saya keselamatan dari hukuman dosa. Sekarang saya sudah yakin bahwa Tuhan Yesus diam di dalam hati saya dan saya mempunyai kepastian hidup kekal di sorga. <>
Bagaimana Saya Memiliki Keyakinan Keselamatan?
(IBP, Singosari)
Sejak kecil saya sudah Kristen keturunan yang rajin pergi ke gereja dan taat kepada ajaran dogma gereja. Pengalaman ini membuat saya fanatik kepada dogma gereja saya sehingga menganggap ajaran itu yang paling benar dan suci. Saya banyak menggunakan waktu untuk ke gereja, karena takut bersalah kepada gereja. Akibatnya saya tidak tenang dan tertekan. Juga saya takut mati dan tidak mempunyai kepastian jaminan keselamatan kekal.
Setelah lulus dari perguruan tinggi saya bekerja di sebuah koperasi. Suatu hari waktu istirahat saya pulang ke rumah, saya mendengar teman kakak saya bertanya kepada ibu saya: “Apakah ibu sudah percaya Tuhan Yesus, dan yakin masuk sorga kalau meninggal dunia?”
Mendengar pertanyaan itu saya bingung, sekaligus telinga saya menjadi panas, dan bertanya-tanya dalam hati, apakah orang yang sudah beragama Kristen apalagi bergereja belum pasti masuk sorga? Pertanyaan ini terus saya renungkan dan saya bahas bersama kakak dan seorang teman kakak saya. Setelah diberi penjelasan dari Injil Yohanes 3:16, “ … yang percaya kepada-Nya (Yesus) beroleh hidup yang kekal” saya mengerti, tetapi pada saat itu belum mengambil keputusan untuk menerima Tuhan Yesus.
Di koperasi itu saya bertugas sebagai kolektor (tukang tagih) dan sering berselisih dengan nasabah yang menunggak utang. Kejadian itu membuat saya takut kalau-kalau pihak nasabah mengamuk dan membunuh saya. Padahal saya belum memiliki kepastian akan keselamatan kekal saya.
Sampai pada suatu sore ketika saya sedang pulang kerja, saya merenungkan kembali semuanya itu. Waktu itulah, sambil mengendarai motor saya menangis dan meminta ampun kepada Tuhan atas kekerasan hati saya selama ini. Jiwa saya hancur rasanya, dan seketika itu juga saya mengundang Tuhan Yesus masuk ke dalam hati saya. Dengan iman saya menerima Dia menjadi Juruselamat saya pribadi !
Tidak ada tanda-tanda ajaib secara fisik yang terjadi. Tetapi jauh di dalam hati saya, Tuhan mengerjakan sebuah mujizat besar. Saya mengalami damai yang luar biasa dalam jiwa saya. Dulu penuh kekhawatiran dan ketakutan karena dosa-dosa saya, sekarang mempunyai keyakinan akan keselamatan kekal karena saya telah menaruh iman saya kepada Seorang Juruselamat yang bernama YESUS! <>