Jemaat dan TUHAN

Konon di Florida, Amerika Serikat, seorang atheist (= percaya bahwa Tuhan tidak ada) mengajukan keberatan atas adanya hari libur Paskah dll. Ia membayar pengacara untuk membawa apa yang dinamakannya kasus “diskriminasi” ke pengadilan guna menentang umat Kristiani dan berbagai ibadah hari-hari liburnya. Alasan yang dipakainya ialah bahwa tidak adil kalau kaum atheist tidak memiliki hari libur yang diakui pemerintah.


Kasus tersebut ditangani oleh seorang hakim. Sesudah mendengarkan dengan seksama kasus yang disodorkan secara menggebu-gebu oleh si pengacara, sang hakim mengetokkan palunya dengan keras sambil berkata, “Kasus ditolak!”

Si pengacara segera berdiri dan menyatakan keberatan atas keputusan hakim, “Yang mulia, bagaimana mungkin kasus ini bisa ditolak? Umat Kristiani mempunyai hari libur Natal, Paskah, dan lainnya. Orang Yahudi memiliki hari raya Paskah, Yom Kippur, dan Hanukkah. Tetapi orang atheist tidak memiliki hari raya semacam itu …”

Sang hakim menjulurkan badannya ke depan dari kursinya, dan berkata, “Orang atheist sudah punya hari raya! Tapi sayang sekali klien saudara tidak mengetahuinya.” Si pengacara menjawab,” Yang mulia, kami tidak menyadari tentang adanya hari libur atau hari raya khusus buat para atheist”.

Sekali lagi sang hakim berkata, “Kalender mencatat tanggal 01 April sebagai Hari Orang Bodoh (Fools Day). Kitab Mazmur 14:1 menyatakan, Orang bebal (=bodoh) berkata dalam hatinya: Tidak ada Allah. Jadi, pengadilan ini berpendapat bahwa, jika klien saudara mengatakan tidak ada Allah, maka ia orang bodoh. Oleh karena itu, tanggal 01 April adalah hari rayanya. Sidang ditutup.”

Anda pasti menyukai hakim yang memahami Alkitab-nya! Seandainya saja … semua jemaat Kristiani mengenal betul-betul Alkitab-nya. <>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar