Jemaat dan Keuangan (2)

KEBUTUHAN ATAU KEINGINAN ?
(Matius 6:25-34; I Yohanes 2:16,17; I Timotius 6:6-9)

Disadari atau tidak, cepat atau lambat setiap pengeluaran uang yang bersifat “pemborosan + besar pasak daripada tiang + banyak kebocoran + tidak dikelola dengan baik” akan menyebabkan defisit, kekurangan, kemiskinan, utang-utang tak terbayar, tak pernah punya duit, tak pernah punya tabungan, hidup morat-marit alias berantakan, dan penderitaan yang mengenaskan di masa tua seseorang.

Banyak orang secara jenius mengelola perusahaannya, rajin mengurus pekerjaannya, mampu menghasilkan banyak duit --- tetapi anehnya, setelah itu mereka sama sekali tidak becus mengelola uang yang diperolehnya dengan susah payah itu sehingga seumur hidupnya kantong & dompetnya hampir selalu kosong! Apalagi tabungan, tidak punya!

Jemaat dan Keuangan (1)

KURANG-PEMASUKAN ATAU SALAH-PENGELUARAN ? (Amsal 21:20; Filipi 4:11)

Kebanyakan orang (termasuk orang Kristen) “mengeluh” tidak punya uang, bahkan benar-benar sering kekurangan atau kehabisan uang. Ini kontras sekali dengan apa yang Rasul Paulus katakan, “Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan”. Padahal sewaktu melayani Tuhan memberitakan Injil, Paulus tidak lebih kaya atau, lebih enak dari kita. Bahkan barangkali ia lebih menderita secara jasmani dari pada kebanyakan kita di sini sekarang (I Korintus 9:18; II Korintus 4:16,17; 6:4,5; 11:23-28).

Kalau begitu, apa artinya perkataan Paulus tadi? Artinya, pada umumnya persoalan kita dalam masalah keuangan bukan terletak pada kurangnya pemasukan uang, tetapi terletak pada kurang bijaksananya pengeluaran uang !

Jemaat dan Hikmat Bijaksana.

Apakah hikmat bijaksana itu?

Orang yang tahu bahwa api itu panas namun tetap memegang api langsung dengan tangannya sehingga kulitnya melepuh, namanya tidak bijak. Orang yang tahu bahwa hemat pangkal kaya tetapi tetap tidak pernah mau menabung bahkan hidup boros sehingga selalu kekurangan uang, namanya tidak bijak. Orang yang tahu bahwa berjalan di malam hari sendirian di daerah tertentu bisa membahayakan dirinya tetapi tetap saja melakukannya sehingga ia dicegat & dirampok orang jahat, namanya tidak bijak alias “bodoh” !

Jemaat dan “Rapture”.

"Rapture" adalah sebuah peristiwa yang akan terjadi sewaktu-waktu, di mana Tuhan Yesus turun dari sorga ke angkasa dan mengangkat jemaat dari bumi , kemudian Ia kembali ke sorga bersama-sama dengan jemaat-Nya itu.

I Tesalonika 4:13-18 menguraikan rapture sebagai berikut, “ … mereka yang mati dalam Kristus akan lebih dahulu bangkit, sesudah itu, kita yang hidup yang masih tinggal, akan diangkat bersama-sama dengan mereka dalam awan menyongsong Tuhan di angkasa.”

Jemaat dan Kehadiran Tuhan.

Jemaat sering merasa Tuhan itu jauh nun di sana, sulit dihubungi, jarang menjawab doa, jarang menolong kita, apalagi Tuhan ‘kan tidak kelihatan. Sebenarnya ini tidak betul. Masalah sesungguhnya ialah, jemaat kurang peka terhadap kehadiran Tuhan di dalam kehidupannya sehari-hari.

Ketika jemaat meminta, “Tuhan, berbicaralah kepada kami,” Tuhan berbicara tetapi jemaat tidak mendengar dan tidak mendengarkan!

Ketika jemaat memohon, “Tuhan, nyatakan diriMu,” Tuhan menyatakan diriNya tetapi jemaat tidak melihatnya!

Jemaat dan Kuatir.

Jemaat pasti paham betul dengan yang namanya “kuatir”. Seorang teman saya mengeluh tidak bisa tidur. Bertahun-tahun dia begitu. Ke dokter sudah sering, mengkonsumsi obat tidur sudah ratusan pil. Berbagai macam cara dan jamu sudah dicoba. Hasilnya … tetap sulit tidur.

Akhirnya ketahuan kalau penyebab “penyakitnya” itu adalah … kekuatiran! Teman itu terus menerus kuatir tentang masa depan, tentang anak-anaknya, tentang lain-lain. Ternyata penyakit sesungguhnya yang sedang menghinggapi dia namanya: kekuatiran! Sulit tidur itu cuma gejalanya saja.

Jemaat dan Pekerjaan Pelayanan.

Jemaat beranggapan melayani Tuhan berarti menjadi pendeta dan berkhotbah. Tidak harus selalu demikian. Ada banyak pekerjaan pelayanan lain yang bisa dilakukan bagi pembangunan tubuh Kristus.

Tuhan memberikan paling sedikit satu karunia rohani kepada setiap orang Kristen untuk digunakan bagi kepentingan jemaatNya. Berarti seseorang bisa memiliki beberapa macam karunia. Karunia rohani ialah kemampuan untuk melayani Tuhan yang diterima melalui Roh Kudus pada saat seseorang percaya kepada Kristus. Dengan jelas rasul Paulus menulis daftar karunia-karunia itu di dalam suratnya, 1 Korintus 12 dan Roma 12. Beberapa lagi disebutkan oleh rasul Petrus di dalam 1 Petrus 4:9-11.

Jemaat dan Kristen Amatir.

Jemaat masa kini berlomba-lomba menjadikan dirinya profesional, sambil melecehkan semua yang dianggap amatir! Pendeta harus profesional , dalam arti gelar pendetanya resmi ditahbiskan gereja tertentu . Pengkhotbah dan para pengajar sekolah Alkitab harus profesional, maksudnya keluaran seminari ---kalau bisa--- seminari luar negeri.

Akibatnya, banyak gereja yang program utamanya cuma, menghabiskan dana untuk menyekolahkan para pendetanya terus menerus. Pikirnya, asalkan otak diisi terus, jemaat akan jadi bagus; dan itulah … profesional! Kurang dari itu, dianggap kurang baik alias amatiran. Karena itu amatir dipandang kurang pandai, kurang bertalenta, kurang mampu, kurang bermutu, … pokoknya kurang segalanya.

Jemaat dan Jawaban Doa.

Jemaat mungkin merasa Allah jarang menjawab doa kita!
Yang benar ialah sebaliknya, Allah selalu menjawab doa.
Perhatikan jawaban Allah di bawah ini.

Allah akan menjawab “TIDAK” bila:
1.Tujuan doa itu tidak benar dan isinya bukan yang terbaik
2.Isi doa itu sama sekali salah
3.Walaupun isi doa itu mungkin menolong Anda, namun bisa menimbulkan masalah bagi orang lain

Bila waktunya tidak tepat, Allah akan menjawab “TUNGGU” :
Justru akan menjadi malapetaka ---bukan berkat--- apabila setiap kali Anda berdoa, Allah harus mengabulkannya!

Jemaat dan Karakter.

Jemaat bertanya mengapa, karena kelihatannya sering Allah mengijinkan masalah-masalah yang tidak kita sukai & tidak kita inginkan menimpa hidup kita. Mengapa ini terjadi, Tuhan???

Karena alasan tertentu, sepertinya Allah memang membiarkan dunia yang berantakan ini mengalami penderitaan di dalam keadaannya sebagai planet durhaka. Seseorang pernah berkata, “Dunia adalah lembah air mata!” Ia benar.

Kita ingin hidup ini lancar, aman, nyaman, menyenangkan. Tetapi kenyataan justru sebaliknya … hidup penuh bermacam persoalan besar kecil. Kita cenderung ingin enak, tetapi yang kita alami banyak perkara yang tidak nyaman! Lantas apa artinya semua ini???

Jemaat dan Tiga Perkara.

Tiga perkara dalam kehidupan kita yang, sekali pergi, tidak pernah kembali:
1. Waktu
2. Perkataan
3. Kesempatan

Tiga perkara yang dapat menghancurkan kehidupan seseorang:
1. Amarah
2. Kesombongan
3. Tidak bersedia mengampuni

Jemaat dan Doa.

Jemaat Kristiani banyak yang suka berdoa. Baik secara pribadi maupun secara bersama-sama di persekutuan jemaat. Bahkan di sana sini didirikan jaringan doa, dan sebagainya. Tetapi ... apakah jemaat benar-benar percaya akan kuasa doa???
Simaklah cerita "sindiran" di bawah ini:

Di sebuah kota kecil, seseorang mengambil keputusan untuk membuka toko minuman keras. Toko penjualan minuman keras itu akan dibangun tepat di depan sebuah gedung gereja.

Pendeta gereja itu dan segenap anggotanya berusaha sekuat tenaga untuk menghalangi pendirian toko itu dengan membuat petisi (protes), sambil setiap hari mengadakan kebaktian doa melawan rencana bisnis tersebut.

Jemaat dan Waktu.

Jemaat di kota Efesus ---dan juga jemaat di sepanjang masa--- dihimbau untuk “mempergunakan waktu yang ada” dengan bijak, karena hari-hari ini adalah jahat (Efesus 5:16).

Di bawah adalah beberapa nasihat paling indah yang mungkin pernah kita terima, berkaitan dengan penggunaan waktu. Nasihat ini sangat praktis, amat berguna, dan dapat menjadi berkat luar biasa apabila satu per satu dilakukan untuk memulai setiap minggu kita, dari waktu ke waktu!

Jemaat Kristiani dan Berkat Tuhan.

Dulu … surat-surat rasul Paulus kepada semua orang percaya, baik jemaat maupun individu, selalu diakhiri dengan perkataan, “anugerah Tuhan Yesus menyertai kamu” atau semacam itu.

Kini … orang Kristen sering menutup pertemuan atau percakapan, bahkan sms yang dikirim lewat hp, dengan perkataan, “GBU” (God Bless You) yang maksudnya “Allah atau Yesus memberkati kamu”.

Semuanya menginginkan berkat Tuhan, semuanya menyukai berkat Tuhan … tetapi apakah semuanya menginginkan TUHAN, sang sumber berkat???