Tampilkan postingan dengan label pelayanan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label pelayanan. Tampilkan semua postingan

Jemaat Dan Pelayanan

Salah satu bagian penting dalam tugas saya adalah acara pembagian ijazah.  Setiap kali dalam acara itu saya sangat gembira memikirkan para lulusan yang siap pergi memberitakan Injil keluar.
Hingga suatu saat,  saya melihat  sekelompok semut rangrang  yang rajin sedang sibuk  membangun sarang di pohon.  Saya berpikir, “Ada banyak perkara lebih besar daripada membangun sarang daun”.

Jemaat dan Pekerjaan Pelayanan.

Jemaat beranggapan melayani Tuhan berarti menjadi pendeta dan berkhotbah. Tidak harus selalu demikian. Ada banyak pekerjaan pelayanan lain yang bisa dilakukan bagi pembangunan tubuh Kristus.

Tuhan memberikan paling sedikit satu karunia rohani kepada setiap orang Kristen untuk digunakan bagi kepentingan jemaatNya. Berarti seseorang bisa memiliki beberapa macam karunia. Karunia rohani ialah kemampuan untuk melayani Tuhan yang diterima melalui Roh Kudus pada saat seseorang percaya kepada Kristus. Dengan jelas rasul Paulus menulis daftar karunia-karunia itu di dalam suratnya, 1 Korintus 12 dan Roma 12. Beberapa lagi disebutkan oleh rasul Petrus di dalam 1 Petrus 4:9-11.

Jemaat dan Kristen Amatir.

Jemaat masa kini berlomba-lomba menjadikan dirinya profesional, sambil melecehkan semua yang dianggap amatir! Pendeta harus profesional , dalam arti gelar pendetanya resmi ditahbiskan gereja tertentu . Pengkhotbah dan para pengajar sekolah Alkitab harus profesional, maksudnya keluaran seminari ---kalau bisa--- seminari luar negeri.

Akibatnya, banyak gereja yang program utamanya cuma, menghabiskan dana untuk menyekolahkan para pendetanya terus menerus. Pikirnya, asalkan otak diisi terus, jemaat akan jadi bagus; dan itulah … profesional! Kurang dari itu, dianggap kurang baik alias amatiran. Karena itu amatir dipandang kurang pandai, kurang bertalenta, kurang mampu, kurang bermutu, … pokoknya kurang segalanya.