Jemaat bertanya mengapa, karena kelihatannya sering Allah mengijinkan masalah-masalah yang tidak kita sukai & tidak kita inginkan menimpa hidup kita. Mengapa ini terjadi, Tuhan???
Karena alasan tertentu, sepertinya Allah memang membiarkan dunia yang berantakan ini mengalami penderitaan di dalam keadaannya sebagai planet durhaka. Seseorang pernah berkata, “Dunia adalah lembah air mata!” Ia benar.
Kita ingin hidup ini lancar, aman, nyaman, menyenangkan. Tetapi kenyataan justru sebaliknya … hidup penuh bermacam persoalan besar kecil. Kita cenderung ingin enak, tetapi yang kita alami banyak perkara yang tidak nyaman! Lantas apa artinya semua ini???
Artinya, ada nilai-nilai lain yang lebih Allah hargai daripada sekedar membuat kita “enak” dalam hidup sementara di dunia fana ini. Ada sesuatu yang jauh lebih penting dari pada sekedar hidup nyaman! Apa itu? Karakter.
Kelihatannya Allah menghargai karakter lebih dari pada kesenangan hidup kita. Kalau perlu, Allah tidak segan-segan menggunakan sesuatu yang paling tidak kita sukai ---yang paling tidak enak--- sebagai alat di tanganNya untuk membentuk karakter kita!
Seorang misionari memberi komentar tentang sebuah jemaat baru, “Jemaat itu masih disempurnakan (oleh Allah)”. Ia betul. Mulai saat kita menjadi pengikut Kristus, mulai saat itulah Allah bekerja menyempurnakan karakter kita.
Rasul Paulus juga mengalami pembentukan ilahi ini. Ia pernah berulang-ulang berdoa tanpa hasil agar Allah membuang “duri dalam dagingnya” (2 Korintus 12:7-8). Menyadari bahwa itulah cara Allah untuk menyempurnakannya, maka kemudian Paulus berkata, “Karena itu aku … rela di dalam kelemahan, … siksaan, … kesukaran, … penganiayaan, … dan kesesakan oleh karena Kristus” (2 Korintus 12:10).
Mengerti semua ini, jemaat tidak usah lagi terkejut mengalami sesuatu yang tidak enak terjadi dalam hidupnya! Sebaliknya jemaat harus tetap terbuka menghadapi kenyataan-kenyataan baru. Apabila kenyataan tidak seperti yang diharapkan, jangan menyalahkan Allah. Tetapi justru tetaplah mempercayai Dia untuk membimbing kita melalui kegagalan, kesulitan, kesesakan, kesakitan, kekurangan, dsb. … menuju ke pembaharuan hidup, kedewasaan, dan pertumbuhan rohani.
Ingat … Allah memakai kesulitan-kesulitan kita untuk mengembangkan karakter di dalam kita, sampai kita menyerupai AnakNya, Yesus Kristus! Tanpa salib penderitaan, tidak ada mahkota kemuliaan.
Mungkin kita pusing dengan semua masalah yang ada dalam hidup ini. Tetapi Allah lebih pusing lagi … untuk membentuk kita menjadi orang Kristen yang lebih baik, yang berkarakter Kristus. Bukan yang lebih pintar, lebih kaya, lebih terkenal, lebih mampu … Ini tidak sesulit yang pertama!
Ada sebuah lagu rohani indah yang sering dinyanyikan jemaat, sebagai berikut:
Kehendak Tuhan, laksanakan …
Ku tanah liat, Kau penjunan …
Jadikan aku, sesukaMu …
Aku menunggu, di kakiMu … <>
Saya sangat diberkati dari artikel tentang Jemaat dan Karakter.
BalasHapusSetiap pagi saya selalu berdoa mohon hari ini dapat berbuat baik dan sabar, tetapi saya selalu gagal. Saya merasa bebal dan jahat. Setelah membaca artikel ini saya sangat bersyukur karena Penjunan (Tuhan Yesus) sangat mengasihi dan mau membentuk tanah liat yang kotor dan hina ini.
Sekian kesaksian saya dan terima kasih.