Dalam Alkitab kata “keselamatan” mengandung makna pembebasan atau pelepasan, selamat dan aman, terpelihara dan terjaga, penyembuhan, dan kesehatan. Keselamatan adalah kata yang penting sekali dalam Injil.
Pembenaran dan kebenaran adalah dua kata yang tak terpisahkan penggunaannya di dalam Alkitab.
Orang berdosa yang percaya kepada Kristus dibenarkan karena Kristus, yang telah memikul dosa-dosa orang itu di kayu salib, telah “dijadikan kebenaran bagi orang itu”.
Di dalam Alkitab, kata “kudus” dan “suci” memiliki arti: dipisahkan bagi Allah. Baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru, kata kudus & suci ini dipakai untuk orang dan juga benda.
Apabila dipakai untuk benda, tidak ada kaitannya dengan masalah moral. Benda-benda itu dikuduskan semata-mata karena untuk sesuatu keperluan dipisahkan bagi Allah.
Bila Alkitab menyebut “dosa”, yang dimaksudkan adalah sifatnya. Ini berbeda dari “dosa-dosa” yang merupakan manifestasi dari sifat dosa itu.
Istilah “dosa” yang terdapat dalam berbagai ayat selalu berarti manusia lama kita, tabiat busuk manusia, kecenderungan jahat yang dibawa sejak lahir di dalam diri semua orang.
Dosa adalah pelanggaran hukum, melangkahi batas ilahi antara kebaikan dan kejahatan. Dosa adalah perbuatan salah, suatu tindakan yang bersifat salah, baik yang jelas dilarang atau tidak. Dosa ialah kesalahan, meninggalkan yang benar.
“Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia (Yesus Kristus), sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan” (Kisah Para Rasul 4:12).
Seorang anak laki-laki sedang asyik bermain layangan. Layang-layang itu naik begitu tinggi sehingga tidak nampak di dalam awan. Seseorang datang dan bertanya, ”Apa yang sedang kau lakukan dengan memegang benang itu, nak?”
Empat Kesalahan Fatal Yang Membawa Manusia Ke Neraka
Tidak semua orang yang mengaku sebagai jemaat Kristus dan duduk di gedung gereja minggu demi minggu akan masuk sorga.Banyak yang akan masuk neraka kalau tidak segera menyadari kesalahan mereka.
Kesalahan keempat, “Guru, … “
Anak muda itu memandang Yesus hanya sebagai teladan moral. Keinginannya untuk diselamatkan betul, sayang sekali ia salah paham tentang Yesus!