Jemaat dan Perpuluhan (3)

Perpuluhan = untuk pekerjaan Tuhan
Di manakah kita membayar perpuluhan?

Memang secara lahiriah yang kelihatan jemaat memberi kepada manusia atau sesuatu lembaga pelayanan, tetapi secara rohaniah sebetulnya memberi kepada Allah sendiri. Di mana kita bisa memasukkan perpuluhan?

Alkitab mengatakan, “Bawalah seluruh persembahan perpuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan ... di rumahKu ...” (Maleakhi 3:10). Menurut ayat ini, pada zaman Perjanijan Lama tempat memberi perpuluhan ialah di rumah Tuhan, ke dalam rumah perbendaharaan.  Tetapi di mana perbendaharaan yang dimaksudkan itu bagi orang Kristen sekarang?

Jemaat dan Perpuluhan (2)

Berapa besarnya memberi perpuluhan?
Perpuluhan = 10% dari seluruh hasil bersih
Jemaat pasti mengerti istilah perpuluhan berarti 10%. Memberi perpuluhan berarti memberi sebesar 10% dari seluruh hasil bersih kita. Kalau begitu, perpuluhan didasarkan pada apa? Alkitab mengajarkan perpuluhan mulai di dalam kitab Kejadian. Sejak zaman Abraham, dan juga Yakub, perpuluhan sudah ada. Jadi jauh sebelum Allah memberikan Hukum Taurat melalui nabi Musa, perpuluhan sudah dijalankan.

Jemaat dan Perpuluhan (1)

Perpuluhan = perintah dari Tuhan
PERPULUHAN (Maleakhi 3:7-12)

Alkitab menegaskan berulang kali bahwa orang Kristen wajib membayar perpuluhan kepada pekerjaan Tuhan dari segala hasil yang didapatnya. Banyak di antara jemaat masih kabur dengan soal perpuluhan ini. Kita berpikir, masuk gereja dan ikut kebaktian itu memang suatu tanggung-jawab kita, memberitakan Injil juga suatu tanggung-jawab kita ... tetapi kalau mengenai soal keuangan? Wah, Tuhan jangan ikut campur, itu urusan pribadi saya. Tuhan jangan mengutik-ngutik keuangan saya.

Jemaat dan Doa Yang Berhasil (3)

Jemaat harus berdoa berdasarkan janji-janji Allah

Dalam Lukas 11:9-13 Yesus mengajar murid-muridNya untuk “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.”

Jadi, kalau jemaat orang percaya berdoa, tidak hanya harus sesuai dengan firman Allah, tidak hanya harus dengan tidak malu, tetapi juga didasarkan pada janji Allah. Janji Allah dalam ayat di atas ini adalah: Mintalah, dan terus minta, dan akan diberikan!

Jemaat dan Doa Yang Berhasil (2)

Jemaat harus berdoa dengan terus mendesak

Selain doa kita mesti sesuai dengan firman Allah, untuk berhasil kita juga harus berdoa tanpa malu. Artinya, jangan berhenti meminta kepada Allah sebelum diberi.

Yesus memberi contoh dengan sebuah ceritera. Ada seseorang yang pada tengah malam pergi ke rumah sahabatnya untuk meminta roti bagi seorang tamunya yang sedang singgah dari suatu perjalanan jauh, sedangkan ia sendiri sedang tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepada tamunya itu. Meskipun sahabatnya itu sudah tidur dan pintu rumahnya sudah terkunci, namun pada akhirnya ia bangun juga dan memberi apa yang diperlukan orang itu bagi tamunya.

Jemaat dan Doa Yang Berhasil (1)

Dua ribu tahun yang lalu di tanah Israel, murid-murid Yesus menyampaikan sebuah permintaan yang memang pantas sekali disampaikan, “Tuhan, ajarlah kami berdoa …” (Lukas 11:1-13).
Bagaimana dengan kita sebagai jemaat-Nya, pernahkah kita menyampaikan permintaan seperti ini kepada Tuhan?
Yesus langsung mengajar murid-muridNya bagaimana berdoa. Yesus tidak ingin jemaat hanya berdoa saja, tetapi Yesus ingin kita berdoa dengan berhasil. Yesus menunjukkan beberapa keharusan yang harus ada di dalam setiap doa yang berhasil, yang dikabulkan Allah.

Kenaikan Kristus ... Dasar Pengharapan Kita !!!

Bulan ini jemaat Kristiani memperingati kenaikan Tuhan Yesus ke sorga. Peristiwa itu terjadi 40 hari setelah kebangkitanNya dari antara orang mati.

Setibanya di sorga, Tuhan Yesus duduk di sebelah kanan Allah Bapa di tempat yang maha tinggi (Ibrani 4:14; 1:3; 10:12; Kolose 3:1; I Petrus 3:22).

Kitab Kisah Para Rasul mengisahkan seorang murid Tuhan bernama Stefanus sempat melihat Tuhan Yesus yang sudah berada di sorga. Waktu itu Stefanus sedang dilempari batu oleh orang-orang yang membencinya karena ia bersaksi tentang Yesus dan menyebut-Nya sebagai Orang Benar.