Jemaat dan Perpuluhan (3)

Perpuluhan = untuk pekerjaan Tuhan
Di manakah kita membayar perpuluhan?

Memang secara lahiriah yang kelihatan jemaat memberi kepada manusia atau sesuatu lembaga pelayanan, tetapi secara rohaniah sebetulnya memberi kepada Allah sendiri. Di mana kita bisa memasukkan perpuluhan?

Alkitab mengatakan, “Bawalah seluruh persembahan perpuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan ... di rumahKu ...” (Maleakhi 3:10). Menurut ayat ini, pada zaman Perjanijan Lama tempat memberi perpuluhan ialah di rumah Tuhan, ke dalam rumah perbendaharaan.  Tetapi di mana perbendaharaan yang dimaksudkan itu bagi orang Kristen sekarang?

Saya merasa kita patut memberi perpuluhan di tempat di mana kita mendapat pelayanan rohani, di tempat yang injili. Jika saudara dilayani di suatu jemaat lokal, dan mendapat berkat-berkat rohani yang sungguh bermanfaat bagi kehidupan rohani saudara melalui jemaat itu, dan jemaat tersebut memang jemaat yang hidup dan injili, nah! Di sanalah tempat yang patut bagi saudara memberi perpuluhan.

Perlu dijelaskan di sini bahwa rumah perbendaharaan bukanlah “kantongnya pendeta,” melainkan kas gereja, di mana pemakaiannya nanti diatur oleh jemaat itu. Jadi perpuluhan yang diserahkan tidak menjadi milik pribadi sang pendeta, melainkan kepunyaan gereja (milik Tuhan) yang kemudian digunakan untuk berbagai keperluan di jemaat itu, terutama untuk pelayanan penginjilan.

Jadi, di jemaat mana saudara mendapat makanan rohani yang baik dan bersekutu setiap hari Minggu, di sanalah sebaiknya saudara memberikan perpuluhan itu. Pada prinsipnya, berikanlah perpuluhan di gereja yang baik. Jemaat yang baik ialah jemaat yang mempunyai ketua-ketua yang lahir baru, injili, berkehidupan suci, dan anggota-anggotanya hidup suci juga. Sebab tentulah saudara (dan juga Allah) tidak senang uang perpuluhan saudara disalahgunakan oleh suatu jemaat yang tidak baik, bukan?

Tetapi, bisa juga kita dipimpin oleh Roh Kudus untuk memberikan perpuluhan kita di tempat lain. Maksud saya, mungkin di jemaat lain yang baik juga, yang sedang membutuhkan dana untuk pelayanannya. Atau,  memberi kepada suatu kegiatan injili yang menyelenggarakan kursus tertulis Alkitab, di mana kursus semacam itu membutuhkan biaya. Atau kepada sebuah siaran radio injili, misalnya FEBC di Manila, Filipina. Atau gerakan penginjilan yang lain, seperti O.M. dengan kapal Logos-nya. Atau sebuah Sekolah Alkitab yang injili di mana sekolah itu melatih pemuda-pemudi untuk dididik menjadi hamba Tuhan. Atau kepada sebuah situs Kristen di Internet yang isinya memberkati saudara karena doktrinnya sehat, Alkitabiah, injili. Atau kepada sebuah team penginjilan yang independent, yang hidupnya bergantung sepenuhnya kepada Tuhan.   Atau bisa juga saudara memberikan perpuluhan kepada penginjil-penginjil di pedesaan yang berharap & beriman kepada Tuhan saja.

Rasul Paulus, ketika sedang memberitakan Injil di daerah Asia Kecil,  tidak ada sebuah organisasi-pun yang membiayainya. Tetapi orang-orang Kristen di Filipi sudah mengirimkan satu dua kali bantuan keuangan kepadanya. Dan Paulus menyebut bantuan itu sebagai  “suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah”  (Filipi 4:18).

(Disarikan dari KMK I, JG)  <>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar