Aturlah Uang Saudara ... !

Jangan Biarkan Uang Mengatur Saudara

Alkitab berbicara banyak mengenai uang.   Jemaat Kristus harus memiliki sikap yang benar terhadap uang.   Dari pada membiarkan uang mengatur kita,  kitalah yang harus bisa mengatur uang.

Maksud mengatur uang di sini ialah,  bagaimana menggunakan uang yang Tuhan percayakan kepada saudara dengan benar, bijak, hemat, dan bertanggungjawab. 

Prinsip:

“Barangsiapa setia (dapat dipercayai) dalam perkara-perkara kecil, ia setia (dapat dipercayai) juga dalam perkara-perkara besar” ( Lukas 16 : 10).
“Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, … Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya” (Matius 25:29).

Penjelasan : Banyak uang “diselamatkan” atau “habis percuma” tergantung pada bagaimana menggunakannya. Kita bertanggung jawab mengatur (mengelola) setiap rupiah yang dipercayakan Allah kepada kita!  Setiap hari Dia menguji kita melalui bagaimana kita menggunakan uang.

Uang habis?

Kita semua mempunyai persoalan yang sama: selalu “kurang duit”. Yang kaya merasa “kurang uang” di dalam kelebihannya, yang miskin mengalami “kurang uang” di dalam kekurangannya. 

Penyebab utamanya biasanya bukan karena kurang banyaknya pemasukan, melainkan karena mereka tidak mengerti bagaimana menggunakan uang dengan benar. Sedikit sekali orang yang sungguh tahu ke mana perginya uang mereka atau dipakai untuk apa.

Sebaliknya seringkali kita heran karena tahu-tahu uang sudah habis tanpa disadari kemana perginya. Masalah terbesar bukan terletak pada besar kecil pemasukannya, melainkan pada bagaimana pengeluarannya! ( Lukas 16 : 10).

Apa saja yang saudara beli?

Sebuah studi tentang penggunaan uang menunjukkan bahwa, kebanyakan orang mengeluarkan uangnya untuk hal-hal yang tidak perlu, bukan untuk hal-hal yang terpenting (prioritas)!   Belilah hanya apa yang paling saudara butuhkan, bukan apa yang paling saudara inginkan!

Kebanyakan hampir semua pengeluaran uang kita tidak memiliki rencana (planning) sama sekali( Lukas 16 : 10).   Tidak heran kita selalu “kurang uang”.  Dengan kata lain, dalam mengelola uang kita gagal !!!

Buat catatan!

Untuk menangani dengan patut uang yang dipercayakan (dipinjamkan) oleh Tuhan kepada kita, amat perlu kita membuat catatan & rencana penggunaan uang itu.

Manajemen adalah kunci menjadi seorang “bendahara” yang sukses. Seorang manajer yang baik mempunyai catatan lengkap tentang pemakaian, pemasukan, dan penyimpanan uang.

George Fooshee, counselor keuangan yang terkenal, berkata: “Dengan memelihara catatan yang baik, mempunyai rencana yang teratur, dan jujur terhadap diri sendiri, kita tak akan terjerumus ke dalam kesulitan keuangan. Jarang saya menemukan orang yang sukses secara keuangan yang tidak memiliki catatan.”

Manfaat Catatan/Budget

Bila didorong membuat catatan keuangan pribadi, banyak yang salah paham merasa hal itu suatu perhambaan terhadap uang & buku budget.  Maksud catatan bukan terutama untuk melacak ke mana setiap rupiah kita dipakai.

Catatan budget disini ialah suatu perencanaan yang baik yang dibikin lebih dulu untuk mengatur penggunaan uang yang masuk.

Membuat budget macam begini tidak usah rumit atau menuntut pengetahuan akuntansi yang sulit, melainkan cukup sederhana saja.  Buatlah perencanaan menurut Formula “10-20-70”

10 % = MILIK ALLAH
20 % = TABUNGAN KITA
70 % = BIAYA HIDUP KITA

Formula “10-20-70” ialah sebuah perencanaan keuangan yang logis dan mudah dilaksanakan. Rumusan yang didasarkan pada ajaran Tuhan Yesus ini sudah diuji coba dan terbukti berhasil.

Mari jemaat,  kita telaah bersama.

Formula “10-20-70”

“Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (Matius 22 : 21).

Ada dua bagian dalam prinsip di atas.  Pertama, berikanlah kepada kaisar. “Kaisar” disini berarti pemerintah. Sebagai seorang Kristen dan sebagai warganegara yang baik kita mempunyai kewajiban membayar pajak.  Misalnya, pajak bumi dan bangunan, pajak penghasilan, pajak tabungan, pajak kendaraan, iuran RT, dsb.  Sebagai “bendahara” uang Tuhan, kita bertanggung jawab membayar pajak kepada pihak yang berhak menerimanya.

Kedua, berikanlah kepada Allah apa yang menjadi milik Allah. Tanggung jawab kepada Allah ini harus diutamakan. Misalnya, Amsal 3 : 9 berbunyi, “Muliakanlah (hormatilah) TUHAN dengan hartamu dan hasil pertama dari segala penghasilanmu . . .”   Mengapa hasil pertama?

Karena apa yang kita berikan & bagaimana caranya kita memberikan, menyatakan apa yang penting dalam urutan prioritas nilai-nilai kita!

10 % = PERPULUHAN (MILIK ALLAH)

Satu cara untuk mendahulukan Allah ialah, menyisihkan 10% bagi Allah dari setiap penghasilan kita sebelum memakainya untuk apa saja. Bagian 10% ini biasanya kita sebut “perpuluhan”. Karena perpuluhan adalah “milik Allah” (sebenarnya semua milik Allah), maka uang ini harus diberikan kembali kepada Allah.

Uang ini bisa dipersembahkan kepada gereja yang ajarannya sehat, badan misi & penginjilan, sekolah Alkitab, hamba Tuhan yang hidup dengan iman, atau membantu saudara-saudara seiman yang memerlukan pertolongan. Perpuluhan kita adalah “kas Allah” untuk membiayai pekerjaan-Nya di muka bumi!

20 % = TABUNGAN KITA

Sesudah kewajiban kepada Allah dan negara, berikutnya ialah menyisihkan 20% untuk ditabung. Menabung bukan dosa atau mementingkan diri sendiri.  Menabung ialah prinsip penting untuk memperoleh jaminan keuangan.  Yang menjadikan keuangan kita tidak sehat adalah, setiap rupiah yang masuk segera kita habiskan semuanya!

Tabungan adalah “saldo” dari kebutuhan sekarang dan kebutuhan masa depan.  Yang tidak menabung berarti harus bersiap-siap untuk dililit utang!  Dan yang tidak pernah mau menabung dengan serius, jangan pernah bermimpi akan punya uang (Matius 25:29).

70 % = BIAYA HIDUP KITA

Terakhir, sisa 70% itulah yang kita pakai untuk keperluan biaya hidup sehari-hari.  Segala kebutuhan hidup sehari-hari (perhatikan, bukan keinginan) seperti makanan, minuman, pakaian, termasuk membayar pajak, dsb.  diambilkan dari bagian 70% ini.

Tentu saja kebutuhan hidup ini disesuaikan dengan berapa besar penghasilan kita.  Jangan sampai keuangan kita ambruk gara-gara “besar pasak dari pada tiang”.  Jangan memaksa diri untuk memiliki atau melakukan sesuatu yang biayanya di luar kemampuan saudara.  Hiduplah dengan apa yang Tuhan sediakan!

Bersyukurlah kalau kebutuhan primer ---makan, minum, pakaian--- bisa ada! ( I Tim. 6 : 8; Matius 6:25).  Apalagi kalau Tuhan sudah memberkati saudara  lebih dari makanan, minuman, dan pakaian.

Budget dengan  Formula “10-20-70”  ini bisa menjadi dasar pengaturan keuangan yang efisien, terutama bagi jemaat dengan penghasilan terbatas atau kita yang mengalami kesulitan keuangan.

INGAT:  Kesulitan keuangan pada umumnya bukan terutama karena kurangnya pemasukan, tetapi sebaliknya karena kacaunya pengeluaran !  <>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar