Pola Hidup Duniawi |
Apakah yang dimaksudkan dengan “dunia?” Dalam Alkitab “dunia” tidak selalu berarti alam semesta atau planet bumi ini. Di sini yang dimaksudkan dengan istilah “dunia” ialah semua orang yang hidup menurut daging dihitung bersama-sama. Jikalau hanya satu orang yang berbuat sesuatu, biasanya perbuatannya kurang diperhatikan. Tetapi kalau banyak orang berbuat sesuatu, perbuatan-perbuatannya mulai mempunyai dampak yang besar pada masyarakat. Jadi dunia adalah jumlah pengaruh gaya hidup, tujuan hidup dan standar kesusilaan dari semua orang yang hidup menurut daging.
Mungkin lukisan berikut dapat menolong kita. Anggaplah bahwa sebuah kue besar melambangkan dunia. Bermacam-macam isi kue itu dilambangkan oleh “daging”. Daging adalah campuran cara hidup semua orang yang mengikuti kemauan egoistis masing-masing. Cara hidup mereka akhirnya menghasilkan dosa-dosa yang disebut dalam Galatia 5:19-21. Demikianlah “dunia” adalah lingkungan yang dibentuk oleh masyarakat yang hidup menurut “daging.”
Lingkungan hidup ini yaitu gaya hidup dan tujuannya serta standar kesusilaan dan etikanya begitu kuat meresap di semua segi dan sudut bumi ini sehingga sangat mempengaruhi orang Kristen dan jemaat Kristus. Tanpa sadar terlalu sering jemaat Tuhan dan anak-anak Allah dipengaruhi, bahkan dibentuk sedikit demi sedikit oleh gaya hidup dan standar duniawi.
Jika jemaat menyelidiki dunia ini jemaat akan menemukan tujuan-tujuan utama yang dikemukakan oleh suatu masyarakat yang hidup menurut daging. Bukankah kekayaan merupakan tujuan mereka? Bagaimana dengan kecantikan? Menurut dunia makin cantik seorang perempuan makin hebat dia. Kepandaian pun sangat dipuji-puji. Juga jika orang dapat menjadi olahragawan berprestasi tinggi, ia akan dianggap hebat luat biasa. Nah tujuan-tujuan hidup ini terlalu sering dijadikan tujuan-tujuan orang Kristen juga. Kalau seorang Kristen kaya, atau berkuasa, atau cantik/ganteng atau pandai atau seorang olahragawan, orang itu pun dianggap sukses dalam dunia ini.
Sebaliknya dunia selalu berusaha meyakinkan jemaat Kristus bahwa pikiran kotor, perbuatan tidak baik, dan kata-kata kasar adalah soal kecil yang tidak seberapa penting. Hubungan dengan Tuhan diremehkan dan kelakuan yang saleh diolok-olokkan. Dunia berusaha untuk meyakinkan kita bahwa dosa-dosa itu bukan soal yang perlu memusingkan kepala kita.
Bagi dunia, kekudusan pribadi seperti kerendahan hati, kasih sayang, pengorbanan buat orang lain, kesusilaan dan etika tinggi tidak termasuk daftar tujuan yang penting. Hubungan dengan Tuhan sama sekali tidak dihitung sebagai cita-cita yang pantas buat orang yang sukses.
Lihatlah dunia ini! Gaya hidup dan cita-citanya berbeda sama sekali dengan apa yang dituntut Alkitab bagi jemaat Kristus. Kabar buruknya, sering umat Kristen mau dipengaruhi bahkan sering mengikuti pola hidup dunia ini.
Tetapi apakah saudara tahu bahwa persahabatan dengan dunia (penyesuaian diri dengan cara hidup duniawi) dicap oleh Alkitab sebagai perzinahan dan orang yang menyesuaikan dirinya dengan dunia disebut musuh Allah? Baca: kitab Yakobus 4:4. Sehubungan dengan keterangan ini kita harus menanyakan diri sendiri, “Di manakah kesucian dalam daftar prioritas kita?” Apakah tujuan duniawi melebihi prioritas kesucian pribadi? Apakah kekuasaan atau kekayaan atau kecantikan atau kepandaian atau prestasi dipandang lebih tinggi dari pada kesucian hati kita? Kalau demikian jelas bahwa dunia sudah mengalahkan kita!
Bagaimana seharusnya jemaat Kristus menghadapi dunia? Pertama, dalam I Yohanes 1:15 kita diperintahkan untuk jangan mengasihi dunia. Artinya, Allah menuntut kesetiaan kita. Kita tidak boleh suka dan tertarik kepada dunia ini. Kita tidak boleh mencita-citakan perkara yang diutamakan dunia. Pokoknya, jangan mengasihi dunia.
Lagi pula dalam Roma 12:2 kita diperingatkan agar jangan menjadi serupa dengan dunia. Alkitab versi Firman Allah Yang Hidup menterjemahkan ayat itu demikian, “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini ...” Sebuah terjemahan lain mengatakan, “Jangan membiarkan dunia membentuk hidupmu”.
Namun, walaupun jemaat Kristus dilarang menjadi sahabat dunia atau meniru tingkah pola dunia, jemaat harus melayani dunia. Dalam doa-Nya, Tuhan Yesus sebagai Imam Besar kita Dia mengatakan “ ... Aku mengutus mereka ke dalam dunia, ... “ (Yohanes 17:18). Artinya, Tuhan ingin agar jemaat-Nya menjadi saksi yang baik kepada dunia yang begitu berlawanan dengan Allah ini.
(Disarikan dari KMK I, JG) <>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar