Kesalahan Yang Membinasakan (2)

'Orang Baik Masuk Neraka'?
Empat Kesalahan Fatal Yang Membawa Manusia Ke Neraka

Tidak semua orang yang mengaku sebagai jemaat Kristus dan duduk di gedung gereja minggu demi minggu akan masuk sorga. Banyak yang akan masuk neraka kalau tidak segera menyadari kesalahan mereka.

Kesalahan kedua, “ … apalagi yang masih kurang?

Anak muda itu merasa dirinya orang baik.  Keinginannya untuk diselamatkan tidak salah, sayang penilaian tentang dirinya tidak benar!

Ketika Yesus mengatakan kepadanya, ‘turutilah segala perintah Allah’, Yesus hendak menunjukkan kepada orang muda itu bahwa sebenarnya orang muda itu belum cukup baik. Ia masih berdosa, masih ‘seteru’ Allah, pelanggar perintah Allah dan ia perlu bertobat kalau ingin diselamatkan.

Sebaliknya dari pada menyadari keadaannya, orang itu malah menantang Yesus dengan berkata, “Semuanya itu telah kuturuti, apalagi yang masih kurang?” Orang seperti ini picik dan sombong sekali! Ia berani sekali berbicara demikian di depan Yesus. Ia menepuk dada di depan Yesus.

Pemuda tersebut merasa dirinya cukup baik karena ia membandingkan diri dengan orang lain, bukan dengan Allah. Persis seperti orang Farisi yang menganggap dirinya benar, yang berdoa di Bait Allah sambil membandingkan dirinya dengan pemungut cukai. “Ya Allah, … aku tidak sama seperti semua orang lain, … aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini … aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku” (Injil Lukas 18:9-12).

Kalau saja orang-orang seperti itu bisa melihat kekudusan Allah, seperti yang terjadi dengan Yesaya pada tahun matinya raja Uzia, mereka akan gemetar dan berseru bersama Yesaya, “Celakalah aku! … sebab aku ini seorang yang najis bibir …” (Yesaya 6:5). Di bagian lain Yesaya menulis, “Kami … najis, dan segala kesalehan kami seperti kain kotor …” (Yesaya 64:6).

Pada abad ke 17, seorang pendeta Scottish bernama Robert Leighton berkata, “Jikalau kita memikirkan kekudusan Allah yang tak terbatas, kita akan tersungkur ke dalam abu.”

Andaikata, misalnya, seumpama selama hidup dari lahir sampai mati pemuda itu tidak pernah berbuat kesalahan apapun, ia masih orang berdosa! Dengarkan pengakuan dosa raja Daud dalam Mazmur 51:7, “Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.”

Apalagi kemudian terbukti bahwa pemuda kaya itu ternyata tidak menuruti segala perintah Allah. Sebelumnya ia menyatakan kepada Yesus bahwa ia mengasihi sesama manusia. Tetapi ketika Yesus menyuruhnya memberikan harta miliknya kepada orang-orang miskin, ia menolak.

Ketidak-sediaannya untuk melakukan hal  itu mengingkari pernyataannya sendiri bahwa  ia telah menuruti semua perintah Allah,  sekaligus menunjukkan bahwa sebenarnya ia tidak cukup baik.


Jemaat sekalian, kesalahan fatal pemuda itu ialah ia merasa dirinya orang baik. Semua ‘orang baik’ akan masuk neraka. Allah hanya menyelamatkan orang jahat.

Maksud kami, sebab memang tidak ada orang baik. Kalau ada seseorang yang menganggap atau menyatakan dirinya ‘orang baik’ ---seperti anak muda kaya pada kisah di atas--- maka orang tersebut pembohong besar.

Alkitab berkata, “Tidak ada yang benar, seorang pun tidak … Tidak ada yang berbuat baik, seorang pun tidak” (Surat Roma 3:10,12).  <>

--------------------------------------------------------------------------
Catatan:
AGAMA = usaha manusia untuk menyelamatkan diri sendiri.
INJIL = kuasa Allah yang menyelamatkan setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus.
KESELAMATAN = anugerah Allah (pemberian cuma-cuma yang tidak layak kita terima di dalam Yesus Kristus bagi yang mau percaya).
--------------------------------------------------------------------------

Tidak ada komentar:

Posting Komentar