Bulan ini kita merayakan hari kemerdekaan negara kita. Tanggal 17 Agustus merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Segenap rakyat Indonesia - baik di dalam maupun di luar negeri - turut bersukacita merayakannya.
Baru-baru ini saya mengikuti upacara peringatan kehidupan ayah saya. Ia meninggal dunia pada usia 90 tahun.
Sungguh suatu keberuntungan besar menyadari warisan yang ditinggalkannya! Bukan warisan harta benda, melainkan warisan rohani.
Ketika anggota-anggota keluarga dan teman-teman saling menceritakan pengaruh yang mereka alami dari kehidupan ayah saya, kami semua jadi sangat mengetahui bahwa prioritas utama ayah ialah kerajaan Allah.
Hari ini jemaat Kristiani memperingati kenaikan Isa Al-Masih ke sorga. Kisah Para Rasul 1:9 berbunyi, “Sesudah Ia (Yesus) mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka.”
Peristiwa dan mujizat besar ini seharusnya dirayakan segenap jemaat umat Kristen di seluruh dunia. Mengapa? Karena kenaikan Yesus adalah dasar pengharapan umat Kristiani!
Perjanjian (bah.Inggris: covenant) di sini maksudnya ialah pernyataan keputusan tertinggi dari Allah di mana Ia menetapkan suatu persetujuan tanggung jawab antara diri-Nya dengan manusia.
Perjanjian itu diadakan antara Allah dengan seseorang, misalnya Adam. Antara Allah dengan umat manusia secara menyeluruh, misalnya janji Allah melalui Nuh bahwa ia tidak akan lagi membinasakan umat manusia dengan air bah. Antara Allah dengan suatu bangsa, yaitu Israel. Antara Allah dengan sebuah keluarga secara khusus, yaitu dengan keluarga Daud.
Tuhan Yesus berkata, “Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup …” (Injil Yohanes 11:25).
Jemaat sudah biasa mendengar perkataan Yesus di atas.Tetapi apakah jemaat benar-benar memahami maksudnya? Apa saja maksud Tuhan Yesus di sini, mari kita lihat:
Yesus Kristus berkata, “Akulah kebangkitan dan hidup … Percayakah engkau akan hal ini?” (Yohanes 11:25-26).
Apakah yang dimaksudkan oleh Yesus dengan perkataan-Nya itu? Sadarkah saudara bahwa nasib kekal saudara ada di tangan Yesus? Mari kita simak lebih dalam.