Dua ribu tahun yang lalu Tuhan Yesus menegur jemaat-Nya yang berada di Efesus. Apa pasal?
Efesus berpenduduk lebih dari 250,000 orang pada abad pertama Masehi. Terletak di Asia Kecil (sekarang Turki), kota ini merupakan yang kedua terbesar di dunia setelah Roma, ibukota kerajaan Romawi.
Efesus adalah salah satu dari ketujuh jemaat di Asia Kecil yang disebut dalam kitab Wahyu. Tentang jemaat di Efesus inilah Yesus berkata, “Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula” (Efesus 2:4).
Meninggalkan kasih yang semula!
Seorang bernama Joe menceritakan bahwa isterinya, Martie, pandai memasak. Setelah seharian penat bekerja, Joe sangat menikmati makan malam yang dimasak isterinya. Selesai makan, Joe bergegas ke dapur, menyingsingkan lengan bajunya dan mulai mencuci piring, sendok, gelas, panci, dsb.
Memang Martie sangat berterima kasih dibantu mencuci piring. Tetapi biasanya isterinya itu akan berkata, “Sudah, Joe! Kamu tidak perlu membersihkan dapur! Biar aku saja …” Joe mendapat kesempatan baik untuk menjawab, “Aku ingin menunjukkan kepadamu kalau aku sangat mencintaimu!”
Jadi Joe mencuci piring karena ia mencintai isterinya!
Sibuk tanpa kasih.
Jemaat di Efesus sangat giat dan tekun melayani Tuhan. Mereka berjerih lelah bekerja untuk Tuhan. Namun Yesus menegur mereka, bukan memuji mereka. Mengapa?
Karena apa yang dilakukan oleh jemaat di Efesus itu ---walaupun mereka mengerjakan banyak perkara yang bagus dan baik--- tidak bersumber pada kasih akan Tuhan.
Dari sudut pandang Yesus, jemaat seperti itu “baik” tanpa makna. Semua yang jemaat Efesus lakukan hanya rutinitas belaka.
Atau … barangkali mereka mengerjakan itu karena dorongan kewajiban, tugas, atau karena memang sesuatu yang harus dikerjakan.
Lebih jelek kalau mengerjakan itu karena dorongan agar supaya kelihatan rohani, ingin disanjung, untuk mendapatkan “bintang”, atau memuaskan ego saja.
Tindakan kasih akan Kristus.
Pekerjaan yang dilakukan jemaat seharusnya selalu bermotifkan kasih.
Apapun yang dilakukan ---berkhotbah, mengajar, menolong orang, menolak pencobaan, mengampuni yang bersalah, melayani anak-anak, mengunjungi orang sakit, memberikan persembahan, mendoakan orang lain, bahkan memberitakan Kabar Keselamatan--- adalah kesempatan untuk menyatakan kasih kita kepada Yesus.
Bagi kebanyakan orang, kasih cuma sekedar kata-kata kosong. Atau emosi sesaat saja. Tetapi kasih yang sungguh menghormati Kristus, menaati perintah-Nya, dan menjadikannya nyata.
Kapan terakhir kali Saudara melakukan sesuatu perbuatan “baik” semata-mata karena Saudara benar-benar mengasihi Yesus Kristus ???
LOVE IN DEED IS LOVE INDEED ! <>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar