“Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi” (ALKITAB, Kejadian 1:1).
Alkitab langsung dimulai tentang Allah, bukan tentang berbagai argumentasi falsafah mengenai keberadaan-Nya.
Kitab Kejadian mencatat tiga sebutan utama untuk Allah, yaitu: Elohim, JHVH, dan Adonai.
Dalam bahasa aslinya, bahasa Ibrani, kata “Allah” yang dipakai pada ayat pertama dalam Alkitab ialah “Elohim”. Kadang-kadang juga disebut “El atau Elah”.
Kata Elohim sendiri adalah kata benda jamak yang tunggal. Dalam bahasa Ibrani, Elohim adalah kata benda yang jamak, tetapi berarti tunggal apabila berkenaan dengan Allah.
Kata ini terbentuk dari kata El, yaitu kekuatan, atau satu yang kuat; dan dari kata Alah, yang berarti bersumpah atau mengikatkan diri pada sumpah, sehingga mengandung makna kesetiaan atau dapat dipercayai. Jadi Elohim berarti Satu Yang kuat yang bisa dipercayai.
Kata Elohim dipakai dalam Perjanjian Lama sebanyak sekitar 2,500 kali. Dengan arti utama Satu Yang Kuat, maka kata Elohim tepat sekali digunakan dalam Kejadian pasal 1 yang berkenaan dengan penciptaan langit dan bumi dan segala isinya. Jelas hanya Elohim yang bisa melakukannya!
Kata Elohim yang mengandung makna jamak tetapi tunggal ini langsung ditegaskan dalam ayat-ayat selanjutnya, “Berfirmanlah Allah (Elohim yang tunggal), Baiklah Kita (jamak) menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita (jamak), …” (Kejadian 1:26), dan “Maka Allah (Elohim, tunggal) menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah (Elohim, tunggal) diciptakan-Nya dia; …” (Kejadian 1:27).
Jadi, ke-tritunggal-an ilahi jelas terkandung dalam sebutan Elohim.
Alkitab tidak hanya dimulai dengan Allah, bahkan dengan Allah yang Tritunggal adanya ! <>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar