Kubur Bersaput Kapur |
Yang mengejutkan, kelompok masyarakat yang membuat Yesus paling marah adalah orang-orang Farisi! Padahal mereka adalah kelompok agama yang dari luar menyerupai Yesus sendiri.
Yesus menaati Hukum Musa dan orang Farisi juga fanatik terhadap Hukum Musa.
Orang Farisi mencurahkan hidupnya untuk mengikut Allah. Mereka membayar perpuluhan dan berusaha menaati setiap hukum dalam Taurat. Mereka mengutus orang untuk mendapatkan petobat-petobat baru.
Mereka melawan orang-orang yang berpandangan sekuler di abad pertama itu. Mereka teguh berpegang pada nilai-nilai tradisional.
Tetapi orang-orang Farisi inilah yang justru mendapat teguran paling keras dari Yesus! Mereka disebut ular dan keturunan ular beludak, disebut bodoh dan berkali-kali disebut munafik.
Apa yang menyebabkan semprotan keras semacam itu? Yesus mencela mereka begitu sengit untuk menunjukkan betapa serius Ia memandang “legalisme” sebagai ancaman yang beracun.
Legalisme sangat berbahaya karena sukar dipahami, licin, licik, dan sulit dibuktikan. Yesus mencela keras hal mengutamakan yang kelihatan di luar saja. Ungkapan, simbol-simbol , dan pernyataan mengasihi Allah cuma untuk menjadikan orang lain terkesan.
Ia berkata, “Hai kamu orang-orang munafik, … cawan dan pinggan kamu bersihkan sebelah luarnya, tetapi sebelah dalamnya penuh rampasan dan kerakusan “ (Injil Matius 23:25).
Ia melanjutkan teguran-Nya, “Hai kamu orang-orang munafik, … kamu sama seperti kuburan yang dilabur putih, yang sebelah luarnya memang bersih tampaknya, tetapi yang sebelah dalamnya penuh tulang belulang dan pelbagai jenis kotoran” (Injil Matius 23:27).
Ia menyimpulkan perkataan-Nya, “Demikian jugalah kamu, di sebelah luar kamu tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam kamu penuh kemunafikan dan kedurjanaan.” (Injil Matius 23:28).
Legalisme munafik merusak bahkan menghancurkan hubungan kita dengan Allah!
Bukti kedewasaan rohani bukan pada betapa “suci” – nya Anda, tetapi pada kesadaran Anda tentang kenajisan Anda. Justru kesadaran seperti inilah membuka pintu ke dalam anugerah Allah. <>
(Disarikan dari: What’s So Amazing About Grace? By Philip Yancey)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar