Jemaat Kristiani dan Uang !!!

Jemaat Kristiani perlu memiliki sikap yang benar terhadap uang. Kita harus belajar berhati-hati dengan uang. Alkitab berbicara banyak mengenai uang.

Tuhan Yesus sendiri berkata, “Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan (sekaligus) kepada Mamon” (Lukas 16 : 13). Kata “Mamon” di Alkitab berasal dari bahasa Aram yang berarti “uang, kekayaan, atau laba”.

Uang itu sendiri bukan dosa dan tidak salah di dalam dirinya. Kita semua membutuhkan uang. Tetapi Firman Allah mengingatkan juga mengenai bahayanya uang. Bacalah seluruh artikel di bawah ini:


Ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah! Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka. Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu … !“ (1 Timotius 6:6-11).

Apa saja bahayanya uang??? Pertama, dapat menghilangkan rasa cukup (selalu ingin mendapat lebih banyak, tidak pernah puas, selalu haus duit, tamak). Kedua, mendatangkan godaan ingin kaya (diperbudak, diperhamba oleh uang). Ketiga, menimbulkan rasa cinta akan uang (hidup demi uang).

Kerohanian seseorang berkaitan erat dengan sikapnya akan uang. Dengan selalu memperhatikan peringatan Alkitab tentang bahayanya uang, kita semua dapat terbebas dari ketamakan akan uang, dari perbudakan oleh uang, dan dari hidup demi uang. Ketiga bahaya ini sangat merusakkan karakter kita, menghancurkan pelayanan kita, dan membinasakan hidup kita.

Aturlah keuangan Anda! Jangan biarkan uang mengatur Anda!

Prinsip:
Barangsiapa setia (dapat dipercayai) dalam perkara-perkara kecil, ia setia (dapat dipercayai) juga dalam perkara-perkara besar” ( Lukas 16 : 10).
Setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, … Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya” (Matius 25:29).

Banyak uang “diselamatkan” atau “habis percuma” tergantung pada bagaimana menggunakannya. Kita bertanggung jawab mengatur (mengelola) setiap rupiah yang Tuhan percayakan kepada kita! Setiap hari Dia menguji kita melalui bagaimana kita menggunakan uang.

Uang habis?
Kita semua mempunyai persoalan yang sama: selalu “kurang duit”. Yang kaya merasa “kurang uang” di dalam kelebihannya, yang tidak punya “kurang uang” di dalam kekurangannya. Penyebab utamanya biasanya bukan karena kurang banyaknya pemasukan, melainkan karena mereka tidak mengerti bagaimana menggunakan uang dengan benar. Sedikit sekali orang yang sungguh tahu ke mana perginya uang mereka atau dipakai untuk apa. Sebaliknya seringkali kita heran karena tahu-tahu uang sudah habis tanpa disadari kemana perginya. Masalah terbesar bukan terletak pada besar kecil pemasukannya, melainkan pada bagaimana pengeluarannya!

Apa saja yang saudara beli?
Sebuah studi tentang penggunaan uang menunjukkan bahwa, kebanyakan orang mengeluarkan uangnya untuk hal-hal yang tidak perlu, bukan untuk hal-hal yang terpenting (prioritas)!
Belilah hanya apa yang paling saudara butuhkan, bukan apa yang paling saudara inginkan!!!
Kebanyakan hampir semua pengeluaran uang kita tidak memiliki rencana (planning) sama sekali. Tidak heran kita selalu “kurang uang”. Dengan kata lain, dalam mengelola uang kita gagal !!!

Buat catatan!
Untuk menangani dengan patut uang yang dipercayakan (dipinjamkan) oleh Tuhan kepada kita, amat perlu kita membuat catatan & rencana penggunaan uang itu.
Manajemen adalah kunci menjadi seorang “bendahara” yang sukses. Seorang manajer yang baik mempunyai catatan lengkap tentang pemakaian, pemasukan, dan penyimpanan uang.
George Fooshee, counselor keuangan yang terkenal, berkata: “Dengan memelihara catatan yang baik, mempunyai rencana yang teratur, dan jujur terhadap diri sendiri, kita tak akan terjerumus ke dalam kesulitan keuangan. Jarang saya menemukan orang yang sukses secara keuangan yang tidak memiliki catatan.”

Manfaat Catatan/Budget:
Bila didorong membuat catatan keuangan pribadi, banyak yang salah paham merasa hal itu suatu perhambaan terhadap uang & buku budget. Maksud catatan bukan terutama untuk melacak ke mana setiap rupiah kita dipakai.
Catatan budget di sini ialah suatu perencanaan yang baik yang dibikin lebih dulu untuk mengatur penggunaan uang yang masuk.
Membuat budget macam begini tidak usah rumit atau menuntut pengetahuan akuntansi yang sulit, melainkan cukup sederhana saja. Buatlah perencanaan menurut Formula “10-20-70”

10 % = MILIK ALLAH
20 % = TABUNGAN KITA
70 % = BIAYA HIDUP

Formula “10-20-70” ialah sebuah perencanaan keuangan yang logis dan mudah dilaksanakan. Rumusan yang didasarkan pada ajaran Tuhan Yesus ini sudah diuji coba dan terbukti berhasil.
Mari kita telaah bersama.

Berikanlah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar, dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah” (Matius 22 : 21).

Ada dua bagian dalam perintah di atas: pertama, berikanlah kepada kaisar. “Kaisar” disini berarti pemerintah. Sebagai seorang Kristen dan sebagai warganegara yang baik kita mempunyai kewajiban membayar pajak. Misalnya, pajak bumi dan bangunan, pajak penghasilan, pajak tabungan, pajak kendaraan, iuran desa, dsb. Sebagai “bendahara” uang Tuhan, kita bertanggung jawab membayar pajak kepada pihak yang berhak menerimanya.

Kedua, berikanlah kepada Allah apa yang menjadi milik Allah. Tanggung jawab kepada Allah ini harus diutamakan. Misalnya, Amsal 3 : 9 berbunyi, “Muliakanlah (hormatilah) TUHAN dengan hartamu dan hasil pertama dari segala penghasilanmu . . .” Mengapa hasil pertama?
Karena apa yang kita berikan & bagaimana caranya kita memberikan, menyatakan apa yang penting dalam urutan / prioritas nilai-nilai kita!

10 % = ALLAH
Satu cara untuk mendahulukan Allah ialah, menyisihkan 10% bagi Allah dari setiap penghasilan kita sebelum memakainya untuk apa saja. Bagian 10% ini biasanya kita sebut “perpuluhan”. Karena perpuluhan adalah “milik Allah” (sebenarnya semua milik Allah), maka uang ini harus diberikan kembali kepada Allah. Uang ini bisa dipersembahkan kepada gereja yang ajarannya sehat, badan misi & penginjilan, sekolah Alkitab, hamba Tuhan, atau membantu saudara-saudara seiman yang memerlukan pertolongan. Perpuluhan kita adalah “kas Allah” untuk membiayai pekerjaanNya di muka bumi!

20 % = TABUNGAN
Sesudah kewajiban kepada Allah dan negara, berikutnya ialah menyisihkan 20% untuk ditabung. Menabung bukan dosa atau mementingkan diri sendiri. Menabung ialah prinsip pertama untuk memperoleh jaminan keuangan. Yang menjadikan keuangan kita tidak sehat adalah, setiap rupiah yang masuk segera kita habiskan semuanya!
Tabungan adalah “saldo” dari kebutuhan sekarang dan kebutuhan masa depan. Yang tidak menabung berarti bersiap-siap untuk dililit oleh utang!

70 % = BIAYA HIDUP
Terakhir, sisa 70% itulah yang kita pakai untuk keperluan biaya hidup sehari-hari. Segala kebutuhan hidup sehari-hari (perhatikan, bukan keinginan) seperti makanan, minuman, pakaian, termasuk membayar pajak, iuran RT, dsb. diambilkan dari bagian 70% ini. Tentu saja kebutuhan hidup ini disesuaikan dengan berapa besar penghasilan kita. Jangan sampai keuangan kita ambruk gara-gara “besar pasak dari pada tiang”. Hiduplah dengan apa yang Tuhan sediakan! Bersyukurlah kalau kebutuhan primer ---makan, minum, pakaian--- bisa ada! (I Tim. 6:8; Matius 6:25).

Budget dengan Formula “10-20-70” ini bisa menjadi dasar pengaturan keuangan yang efisien, terutama bagi mereka dengan penghasilan terbatas atau mereka yang mengalami kesulitan keuangan.

INGAT: Kesulitan keuangan biasanya bukan terutama karena kurangnya pemasukan, tetapi sebaliknya karena kacaunya pengeluaran !!! <>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar