Jemaat orang percaya pada hari ini ---Jum’at Agung--- dengan khidmat memperingati kematian Yesus. Dua ribu tahun yang silam Yesus mati disalibkan di Tempat Tengkorak, di tanah Israel. Penyaliban itu bukan suatu kesalahan, bukan kekeliruan, bukan kebetulan. PenyalibanNya sudah direncanakan Allah sejak kekal dan dinubuatkan Alkitab ribuan tahun sebelumnya.
Sekitar 4,000 tahun sebelum Yesus disalibkan, ketika manusia pertama Adam dan Hawa jatuh ke dalam dosa, Allah berfirman, “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau (ular / iblis) dan perempuan ini (Hawa), … keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya” (Kejadian 3:15).
Keturunan perempuan ---perhatikan, bukan keturunan laki-laki--- akan meremukkan kepala iblis. Siapa satu-satunya keturunan perempuan di dunia ini? Yesus! Kita tahu bahwa Yesus telah meremukkan kepala iblis di kayu salibNya. Tetapi di kayu salib itu juga ular (iblis) mematuk tumitNya … artinya, Yesus harus mati di kayu salib itu juga.
Seribu tahun sebelum peristiwa penyaliban terjadi, kitab Mazmur pasal 22 (terutama ayat 15-19) mencatat dengan rinci apa yang akan terjadi di sana. Seribu tahun kemudian setiap bagian dan detail itu digenapi dengan sempurna ketika Yesus disalibkan di Tempat Tengkorak! Banyaknya ayat-ayat yang menubuatkan penyaliban menyatakan bahwa kematian Yesus direncanakan oleh Allah untuk suatu tujuan tertentu. Tujuannya adalah menyediakan jalan keselamatan bagi kita orang berdosa. KematianNya adalah bagian dari rencana ilahi bagi keselamatan seluruh umat manusia … yah, termasuk anda dan saya.
Suatu malam, jauh sebelum saat penyalibanNya Yesus berbicara kepada seorang rohaniwan Yahudi bernama Nikodemus, “… Anak Manusia harus ditinggikan (disalibkan) supaya setiap orang yang percaya kepadaNya beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:15). Yesus juga memberitahukan sebabnya ---mengapa Allah bersedia mengorbankan Dia, AnakNya yang tunggal, untuk menyelamatkan manusia dari dosa? Inilah sebabnya, kasih Allah yang begitu besar terhadap manusia. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia (orang berdosa) ini, sehingga Ia telah mengaruniakan (memberikan, mengorbankan) AnakNya yang tunggal (Yesus), supaya setiap orang (anda dan saya) yang percaya kepadaNya (kepada Yesus) tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal” (Yohanes 3:16).
Allah tidak punya banyak jalan ke sorga! Banyak jalan ke Roma, memang … tetapi hanya satu jalan ke sorga. Jalan itu bukan agama Kristen, dan bukan pula usaha kita sendiri. Satu-satunya jalan ke sorga itu ialah Seseorang, namanya Yesus Kristus! Yesus berkata, “Akulah jalan … Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku” (Yohanes 14:6).
Jemaat orang percaya mengadakan Perjamuan Tuhan pada Jum’at Agung ini. Sambil mengambil bagian dalam roti dan anggur yang melambangkan tubuhNya yang dikorbankan & darahNya yang ditumpahkan di kayu salib itu, semoga jemaat ingat kembali bahwa hanya oleh kematian Yesus-lah pintu sorga terbuka bagi yang mau menerima Dia sebagai Juruselamat-nya pribadi. <>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar