Yesus Kristus masih tetap menjadi teka-teki – pria Yahudi yang mengaku sebagai Mesias, Tuhan dan Allah, yang mengakibatkan miliaran orang mengikutinya dan menyebut diri mereka Kristen.
Apa Agama Yesus?
Jawaban
sederhananya adalah: Yudaisme. Yesus adalah seorang rabbi –
seorang guru Yudaisme. Dia mengajar tentang kerajaan Allah, Dia mengajarkan
etika, dan pada perjamuan Paskah terakhirnya Dia berbicara tentang sebuah
perjanjian baru (mengacu pada Yeremia 31:31-34), yang menurutnya
Tuhan akan menuliskan hukum-hukum-Nya ke dalam hati dan pikiran umat-Nya. Seperti
yang digambarkan Perjanjian Baru, ini terjadi bagi mereka yang datang untuk
memahami siapa Yesus: Mesias yang dijanjikan yang menyerahkan
nyawa-Nya karena dosa-dosa kita dan yang bangkit dari antara orang mati.
Apa yang Dia ajarkan menunjuk kembali ke inti iman
Yahudi - keselamatan dengan iman kepada Allah Israel dan Mesias-Nya,
melalui anugerah Allah atau pemberian yang tidak layak diterima seperti
yang selalu ditawarkan. Yesus membuat
penebusan akhir sehingga keselamatan itu menjadi mungkin bagi semua orang, dari
Israel sampai ke ujung bumi.
Hidup Yesus tidak dihabiskan untuk mendirikan agama baru, tetapi
untuk mewartakan kerajaan Allah, mengajar dan menyembuhkan. Hidup Yesus dihabiskan dalam pengorbanan kematian-Nya yang
mengantarkan orang berdosa ke dalam perjanjian baru, yang sudah
dijanjikan kepada & melalui Israel dalam
kitab suci Yahudi (Yeremia 31:31). Dalam perjanjian baru
ini, Taurat Allah akan tertulis dalam pikiran dan hati manusia, tersedia bagi
kita melalui kasih dan pengorbanan Mesias saja.
Jika sekarang Yesus datang ke
bumi, lalu di mana Dia dapat ditemukan?
Tidak diragukan lagi Dia akan ada di Yerusalem, mendiskusikan Taurat dengan
Haredim (ultra-Ortodoks Yahudi) dan melayani orang-orang dari semua lapisan di
Kotel (Tembok Barat), di jalan-jalan dan di sinagoge. Atau mungkin dia akan terlibat pembicaraan
dengan orang-orang di Amerika di pusat komunitas Yahudi atau beribadah di
sinagoge di Amsterdam.
Dia akan
mengajar, dia akan menyembuhkan, dan di atas segalanya dia akan melontarkan
pertanyaan yang dulu dia ajukan kepada murid-muridnya: “Menurutmu, siapakah Aku ini?” <>
Sumber dari: Stephanie Hamman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar