Jemaat dan Memilih Jodoh (2)

Syarat II
APAKAH IA COCOK DENGAN SAYA?

Abraham berpesan lagi kepada hambanya yang diberi tugas mencari isteri bagi Ishak, supaya membawa perempuan calon isteri itu ke tempat dimana Ishak berada, yaitu ke tanah perjanjian. Hambanya bertanya, “Mungkin perempuan itu tidak suka mengikuti aku ke negeri ini; haruskah aku membawa anakmu itu kembali ke negeri dari mana tuanku keluar?” Apa jawab Abraham? “Awas, jangan kau bawa anakku itu kembali ke sana.”

Prinsip Abraham adalah, calon isteri anaknya itu harus sedia mengikuti Ishak dan hidup dengan Ishak di tanah yang diberikan Allah. Dalam penikahan, Allah menghendaki isteri “mengikut “ (tunduk, respek) pada suaminya. Kalau anda laki-laki, apakah gadis pacar anda sedia mengikuti anda? Kalau anda perempuan, apakah anda sedia mengikut pemuda pacar anda kelak kalau sudah menikah? Pikirkanlah!


Dengan kata lain, kedua belah pihak harus bisa dan bersedia hidup seiiring sejalan. Tuhan telah menjadikan bagi Adam, seorang Hawa sebagai penolong (isteri) baginya, yang sepadan (setara & cocok) dengan Adam. Lihat kitab Kejadian 2:18.

Untuk itu, yang terbaik keduanya harus mempunyai panggilan hidup yang sama. Kesesuaian mental dan rohani merupakan bagian penting dalam sebuah pernikahan Kristen yang baik. Kalau tidak, anda akan menemui banyak kesulitan kelak! Biasanya dalam memilih jodoh kita lebih mengutamakan daya tarik pribadi dan kecantikan jasmani, sedangkan kesesuaian mental dan rohani dilupakan. Itulah sebabnya anda perlu bertanya, “Apakah ia mempunyai panggilan hidup yang sama dengan saya?” Panggilan yang sama maksudnya ialah:

“Tujuan hidup sama” (Kejadian 24:39). Allah menetapkan Ishak untuk tinggal di tanah Kanaan. Calon isterinya harus menyadari dan menyetujui panggilan Allah terhadap Ishak. Anda merasakan panggilan untuk hidup bagi Tuhan, lantas, apakah pacar anda juga mau hidup bagi Tuhan? “Mungkin perempuan itu tidak mau mengikut aku.”

“Beban hidup sama” (Ulangan 22:10). Alkitab berkata, jangan membajak dengan lembu dan keledai bersama-sama! Lembu dan keledai bebannya lain. Keduanya akan sulit bekerja sama. Kalau beban anda hendak menjadi pemberita Injil, janganlah berpacaran dengan orang yang bebannya hendak menjadi pedagang. Kalau sudah menikah kelak, yang satu asyik cari jiwa, yang lain asyik cari duit. Kedua-duanya akan menemui kesulitan.

Anda sudah membaca kisah Hudson Taylor, itu orang Inggris yang diutus Tuhan untuk memberitakan Injil di Tiongkok pada tahun-tahun yang lampau? Orang ini telah dipakai Tuhan secara luar biasa. Tetapi ketika hendak berangkat ke Tiongkok, ia harus memutuskan hubungannya dan berpisah dengan pacarnya, seorang gadis ahli musik. Mengapa? Karena pacarnya itu tidak mau ikut ke negeri Tiongkok untuk memenuhi panggilan Tuhan. Kemudian kita tahu bahwa pelayanan Hudson Taylor di Tiongkok menjadi begitu besar sehingga ia mendirikan China Inland Mission (CIM) yang kemudian menjadi Overseas Missionary Fellowship (OMF). Apa kata Hudson Taylor tentang mantan pacarnya itu? “Untung saya tidak menikah dengan dia. Kalau tidak, saya tidak akan dapat mengerjakan apa yang sudah disediakan Allah bagi saya.”

“Perhatian sama” (Amos 3:3). Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji / sepakat? Tentu tidak. Nanti yang satu ke barat, yang lain ke timur. Yang satu ke utara, yang lain ke selatan. Hal ini dapat diuraikan lebih jelas dengan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. dapatkah dia dan saya berdoa bersama?
2. dapatkah dia dan saya menikmati pembacaan Alkitab bersama?
3. dapatkah dia dan saya menghadiri kebaktian di gereja yang sama?
4. dapatkah dia dan saya memberikan kesaksian Kristen yang sama?

Perhatian yang sama juga berarti menyenangi hal-hal yang sama. Seperti, sama-sama menyukai tanaman atau memelihara binatang. Sama-sama suka berkebun atau membaca buku pengetahuan. Sama-sama lebih senang tinggal di rumah dari pada keluyuran di luar. Sama-sama punya hobby main musik atau menyanyi. Sama-sama pecinta alam atau gemar mendaki gunung. Sama-sama senang menabung dari pada memboroskan uang. Dan sebagainya.

Riset terhadap hal ini menunjukkan bahwa banyak pasangan hidup lebih berbahagia apabila keduanya (suami & isteri) memiliki banyak kesamaan dalam hobby, bakat, kesukaan, dan lain-lain. Keduanya menjadi lebih mudah cocok satu sama lain.

Pokoknya, keduanya berada pada jalan hidup yang sama.

Bagaimana dengan kita? Kalau anda mulai tertarik kepada seseorang, pikirkanlah dengan tenang, bukalah mata anda lebar-lebar sambil tanyakan pada diri sendiri, “Apakah ia cocok dengan saya?” Bila tidak, jangan mempererat hubungan itu. Kalau anda nekat dan maju terus, akibatnya akan pahit sekali kelak. Harus ada kecocokan sekarang, atau percekcokkan kelak. <>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar