Yesus Kristus berkata, “Akulah kebangkitan dan hidup … Percayakah engkau akan hal ini?” (Yohanes 11:25-26).
Apakah yang dimaksudkan oleh Yesus dengan perkataan-Nya itu? Sadarkah saudara bahwa nasib kekal saudara ada di tangan Yesus? Mari kita simak lebih dalam.
Kematian adalah kenyataan bagi semua orang. Yang kaya yang miskin, yang pintar yang bodoh, yang sehat yang sakit, yang cantik yang jelek, yang sukses yang gagal, semua pasti mati.
Setiap hari ada berita kematian di koran, radio, atau TV. Dalam minggu ini saja media TV memberitakan seorang pengarang lagu sekaligus penyanyi terkenal di negeri ini meninggal dunia karena sakit.
Alkitab menekankan adanya hidup kekal sesudah kematian di dunia ini. Sebab ada banyak orang yang berpikir bahwa sesudah kematian, maka segala-galanya berakhir sudah.
Tidak! Di seberang sana masih ada kehidupan kekal. Tetapi kehidupan kekal ini hanya akan dinikmati oleh orang yang percaya kepada Yesus Kristus saja.
Mereka akan diingatkan kembali bagaimana pengorbanan yang telah dilakukan Yesus Kristus di kayu salib untuk menebus manusia dari ikatan belenggu dosa.
Juga mengenang kemenangan Yesus Kristus dalam mengalahkan maut karena Dia telah bangkit dari kematian-Nya. Inilah hal terpenting yang harus dimaknai, sebab Dia adalah kebangkitan dan hidup (Injil Yohanes 11:25-26)
Sekitar empat ribu tahun yang lalu Allah mengadakan perjanjian dengan Abraham. Apa saja isinya?
Perjanjian itu, yang dibuat dalam kitab Kejadian 12:1-4 dan diteguhkan dalam kitab Kejadian 13:14-17, 15:1-7, dan 17:1-8, berisikan tujuh bagian yang berbeda satu sama lain. Pertama, “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar.”
Sebutan utama lain untuk Allah dalam bahasa Ibrani adalah “Adon” atau “Adonai”. Dalam Alkitab bahasa Indonesia kata ini diterjemahkan sebagai “Tuhan”.
Arti utama dari Adonai ialah tuan, pemilik, yang mempunyai kekuasaan. Sebagai Tuhan, Allah mempunyai kekuasaan (otoritas) atas segala sesuatu. Abraham menjawab: "Ya Tuhan … “ (ALKITAB, Kejadian 15:2).