Suara ketiga: Alkitab.
Jemaat bisa membaca ajaran tentang Allah Tritunggal dengan jelas di dalam Alkitab. Jika tidak ada suara lain yang mengatakan bahwa Allah itu Tritunggal, jika Alkitab adalah satu-satunya suara yang menasihati kita untuk menerima Tritunggal, kita masih wajib menerimanya. Jemaat tidak perlu menolaknya karena Alkitab adalah wahyu Allah yang diberikan kepada kita manusia.
Jemaat dan Allah Tritunggal (3)
Suara kedua: Sejarah.
Jemaat Kristus, marilah kita menyelidiki Allah Tritunggal dari segi sejarah! Sejarah yang kita pelajari di sekolah umum adalah sejarah dunia. Tetapi mungkin kita belum pernah menyelidiki sejarah Allah Tritunggal.
Empat ribu tahun sebelum Masehi di dalam kitab Kejadian pasal 1 ayat 1 kita melihat tulisan mengenai Tritunggal. Bahwa Allah menciptakan langit dan bumi, bahwa Roh Kudus bergerak di permukaan laut, bahwa Allah berfirman. Ada tiga “oknum” di sini: Elohim, Firman dan Roh Allah.
Jemaat Kristus, marilah kita menyelidiki Allah Tritunggal dari segi sejarah! Sejarah yang kita pelajari di sekolah umum adalah sejarah dunia. Tetapi mungkin kita belum pernah menyelidiki sejarah Allah Tritunggal.
Empat ribu tahun sebelum Masehi di dalam kitab Kejadian pasal 1 ayat 1 kita melihat tulisan mengenai Tritunggal. Bahwa Allah menciptakan langit dan bumi, bahwa Roh Kudus bergerak di permukaan laut, bahwa Allah berfirman. Ada tiga “oknum” di sini: Elohim, Firman dan Roh Allah.
Jemaat dan Allah Tritunggal (2)
Grand Canyon |
Alam semesta memberi suara bahwa Allah itu Maha Esa yang beroknum tiga.
Saya mau tahu, siapakah yang sudah pernah melihat Allah? Belum ada orang yang pernah melihat Allah! Sebab Allah tidak dapat dilihat. Meskipun demikian jemaat bisa melihat hasil karya Allah melalui alam semesta ini.
Jemaat dan Allah Tritunggal (1)
Jemaat tentu pernah membaca sebuah ayat Alkitab yang menyebutkan kebesaran Allah dengan sangat mengesankan. Ayat ini mengatakan, “Dapatkah engkau memahami hakekat Allah? Menyelami batas-batas kekuasaan yang Mahakuasa?” Baca, kitab Ayub 11:7.
Bagaimana jawaban kita pada ayat ini? Dapatkah jemaat memahami hakekat Allah? Jelas kita tidak bisa memahami tentang Allah sepenuhnya! Kita tahu Allah itu Mahabesar, Ia Mahakuasa. Bahkan Alkitab mengatakan bahwa orang duniawi, yaitu orang yang belum mempunyai Roh Kristus di dalam hatinya, tidak akan mengerti mengenai Allah sama sekali (I Korintus 2:14).
Bagaimana jawaban kita pada ayat ini? Dapatkah jemaat memahami hakekat Allah? Jelas kita tidak bisa memahami tentang Allah sepenuhnya! Kita tahu Allah itu Mahabesar, Ia Mahakuasa. Bahkan Alkitab mengatakan bahwa orang duniawi, yaitu orang yang belum mempunyai Roh Kristus di dalam hatinya, tidak akan mengerti mengenai Allah sama sekali (I Korintus 2:14).
Jemaat dan Aplikasi Kaidah Emas
“Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka … Sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka” (Injil Matius 7:12, Lukas 6:31).
Jemaat dan Kaidah Emas !
Kaidah emas (“the golden rule”) yang dimaksudkan diambil dari perkataan Tuhan Yesus (Injil Matius 7:12 dan Lukas 6:31). Bunyinya sbb: Perlakukan orang lain sebagaimana engkau ingin diperlakukan! Prinsip dasarnya disebut juga di beberapa bagian lain dari Alkitab. Selama berabad-abad kaidah ini memberikan pengaruh besar sebagai kebenaran moral yang penting dalam hubungan antar sesama manusia.
Jemaat dan Tujuan Hidup
Dalam sebuah wawancara, Rick Warren, pendeta sebuah gereja di California ditanya, “Apakah tujuan hidup ini?” Jemaat patut merenungkan jawabannya di bawah ini. Beliau berkata, “Singkatnya, hidup adalah persiapan untuk kekekalan. Kita tidak akan hidup di bumi ini selamanya, Allah ingin kita hidup bersama-Nya di sorga.”
“Suatu hari jantung saya akan berhenti berdetak, tetapi itu bukan akhir dari kehidupan saya. Mungkin saya akan berumur 60 sampai 100 tahun di bumi ini, namun saya akan hidup triliunan tahun di dalam kekekalan. Kehidupan di bumi ini hanya semacam latihan. Allah ingin kita berlatih dulu di bumi ini apa yang akan kita lakukan selamanya di sorga.”
“Suatu hari jantung saya akan berhenti berdetak, tetapi itu bukan akhir dari kehidupan saya. Mungkin saya akan berumur 60 sampai 100 tahun di bumi ini, namun saya akan hidup triliunan tahun di dalam kekekalan. Kehidupan di bumi ini hanya semacam latihan. Allah ingin kita berlatih dulu di bumi ini apa yang akan kita lakukan selamanya di sorga.”
Langganan:
Postingan (Atom)