Allah = Bapa Kami Yang Di Sorga

Bagaimana jemaat Kristus mengenal Allah? Siapakah Allah bagi umat Kristiani?  

Allah menyatakan diri-Nya di dalam Alkitab, Firman-Nya yang tertulis. Banyak ayat yang menunjuk kepada Allah sebagai "seorang Bapa".

Misalnya ketika Yesus mengajar murid-muridNya berdoa, Ia berkata, "Apabila kamu berdoa, katakanlah: Bapa ..."  Dalam ayat lain Ia berkata, "Berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga..."

Sungguh menarik bahwa tatkala Allah ingin kita mengetahui Dia itu seperti apa,  Ia memilih menekankan kebapaan-Nya. Lantas, apa saja yang dapat kita ketahui tentang Allah sebagai Bapa kita di sorga?

Tuhan Yesus memasukkan keterangan mengenai kebapaan Allah di dalam doa yang diajarkan kepada murid-muridNya.  "Bapa, ... berikanlah kami setiap hari makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan dosa kami; ... dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan"  (Injil Lukas 11:2-4).
 
Dengan melihat beberapa pola Allah sebagai Bapa kita yang di sorga, kita akan bersyukur menjadi anak-anakNya. Allah adalah Bapa kita yang terbaik dari semua bapa yang ada di dunia ini!

Allah adalah Bapa yang mencukupi

Yesus mengajarkan kita meminta makanan (=kebutuhan dasar) kita kepada Bapa. Alkitab menulis Bapa berjanji untuk mencukupi kebutuhan dasar kita.  Perhatikan di sini,  kebutuhan bukan keinginan kita!

Dalam khotbah-Nya di bukit, Yesus meyakinkan murid-muridNya bahwa Bapa di sorga tahu keperluan anak-anakNya akan makanan, minuman, dan pakaian.  Jadi anak Bapa tidak usah kuatir akan kebutuhannya sehari-hari.

Dalam suratnya kepada jemaat di Filipi,  rasul Paulus menulis, "Allahku akan memenuhi segala keperluanmu ..."  Tetapi ia juga mengingatkan Timotius bahwa "asal ada makanan dan pakaian, cukuplah".

Allah bukan Bapa yang bersedia menuruti nafsu serakah anak-anakNya.  Sebaliknya Ia mengingatkan mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat, dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang.  Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

Jemaat Kristus,  berhati-hatilah terhadap ajaran yang menyimpang dari ajaran Alkitab.  Dewasa ini konsep teologia kemakmuran ("theology of prosperity") sedang mendapat tempat di hati banyak pendengarnya.  Gereja-gereja yang mengajarkan konsep ini penuh sesak dan banyak anggotanya.  Tetapi apakah sesuai dengan ajaran Alkitabiah bahwa menjadi orang Kristen pasti akan kaya secara materi, dan kalau tidak kaya berarti tidak diberkati oleh Allah?

Suatu hari ada orang berkata kepada Yesus, "Guru, aku akan mengikut Engkau,  ke mana saja Engkau pergi."  Apa jawab Yesus?  Yesus berkata kepada orang itu, "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang,  tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya."  Apa artinya ini?  Artinya, Tuhan Yesus sendiri tidak pernah memberikan janji jaminan jasmani (=harta kekayaan duniawi) kepada siapapun yang hendak mengikut Dia. 

Saya tidak mengatakan untuk menjadi orang Kristen harus miskin.  Tetapi Bapa di sorga tidak pernah menjanjikan bahwa anak-anakNya pasti akan berkelimpahan dengan harta jasmani selama hidup di dunia ini!  Memaksakan teologia kemakmuran hanya akan menciptakan orang Kristen mata duitan yang serakah,  atau sebaliknya,  mereka yang tidak kaya-kaya setelah lama menunggu "Tuhan memberkati",  akhirnya bisa kecewa dan berpaling dari kekristenan semacam itu.

Allah adalah Bapa yang melindungi

Mengapa Yesus mengajarkan kita untuk meminta kepada Bapa, "... janganlah membawa kami ke dalam pencobaan" ?   Karena Allah adalah Bapa yang mampu & rindu melindungi anak-anakNya dari bahaya.  Anak-anakNya tidak pernah lepas dari mata Bapa di sorga.  Ia selalu mengawasi keselamatan anak-anakNya.

Allah Bapa senang melindungi kita dari bahaya jasmani maupun bahaya rohani.  Tanpa kita sadari,  berapa banyak kali sebenarnya Bapa telah menghindarkan kita dari bahaya kecelakaan,  bahaya penyakit,  bahaya binatang buas,  bahaya dari orang-orang jahat,  bahaya dari bencana alam,  dan sebagainya.

Belum lagi bagaimana Bapa selalu berusaha menghindarkan kita dari bahaya rohani,  seperti jatuh ke dalam dosa,  terpengaruh oleh konsep-konsep duniawi,  disesatkan oleh ajaran-ajaran palsu,  dan lain-lain.  Berbagai bahaya rohani ini dengan mudahnya masuk ke rumah-rumah kita melalui acara TV, siaran radio, media Internet, cellphone, dsb. 

Bahkan mimbar-mimbar gereja pun sering   ---disadari atau tidak--- dijadikan ajang penyiaran berbagai ajaran simpang siur yang tidak Alkitabiah.  Ajaran-ajaran semacam itu sangat merugikan anak-anak Bapa karena membuat iman jadi kerdil dan bahkan merusakkan iman.

Satu lagi ajaran yang perlu diwaspadai di dunia Kristen adalah teologia penggantian ("theology of replacement").  Teologia yang tidak Alkitabiah ini mengajarkan bahwa gereja sudah menggantikan Israel secara total,  bahwa Allah sudah selesai dengan Israel,  bahwa peranan Israel sudah tidak ada lagi.  Teologia ini menyebabkan jemaat Kristus tidak lagi mendoakan Israel,  bahkan ada yang malah ikut-ikutan "mengutuk" Israel tanpa pengertian yang benar  (lihat: Kejadian 12:3).

Jadi,  sebenarnya Allah Bapa mau melindungi kita dari bahaya-bahaya semacam ini.  Namun,  kita sendiri harus awas,  jangan lengah, dan yang terpenting:  tidak membuka diri terhadap bahaya!

Kalau jalan raya di depan kita lagi ramai dengan kendaraan, dan karena kita tahu Allah Bapa melindungi,  lalu kita seenaknya menyeberang jalan itu tanpa toleh kanan-kiri apalagi sambil menutup mata,  ... jangan salahkan Allah Bapa kalau kemudian kita ditubruk sepeda motor!

Begitu juga dengan bahaya lainnya.  Alkitab berkata, "Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik,  yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh."  Allah Bapa memang melindungi,  tetapi kita juga punya bagian untuk dikerjakan:  jangan lengah, jangan bodoh, dan ... menjauhi tempat yang membahayakan.

Allah adalah Bapa yang mengampuni

Yang terakhir,  Tuhan Yesus mengajarkan kita meminta ampun kepada Allah Bapa, "...ampunilah kami akan dosa kami."  Mengapa perlu minta ampun?

Begini, Bapa kita di sorga tidak menghendaki anak-anakNya berbuat dosa. Dia membenci dosa dan Dia mau anak-anakNya hidup dalam kesucian seperti Dia sendiri adalah kudus.

Tetapi Alkitab juga mengajarkan dengan jelas bahwa sekalipun kita sudah bertobat dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadi kita, selama hidup di dunia ini kita masih memiliki sifat lama yaitu dosa  (Roma 7:14-20).  Oleh karena itu,  kadang kita jatuh ke dalam dosa lagi.  Perhatikan,  sebagai anak Allah kita bisa jatuh ke dalam dosa,  namun bukan lagi hidup di dalam dosa.

Sekarang,  apabila ada di antara anak-anakNya jatuh ke dalam dosa, memang hal itu menyedihkan hati Bapa di sorga, tetapi bagaimanapun juga status hubungan kita dengan Allah tetap tidak berubah: Ia tetap Bapa kita dan kita tetap anak-anakNya.  Juga, Ia akan mengampuni kita.   Bagaimana hal itu terjadi?

Alkitab berkata jika kita mengaku dosa kita kepada Allah Bapa,  Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.  Kuasa darah Kristus kembali membersihkan kita dari dosa  (1 Yohanes 1:7,9).

Bila kita berdosa,  kita diminta melakukan satu perkara:  mengakui.  Pengakuan di sini bukan sekedar basa-basi tetapi keluar dari hati yang sungguh menyesal & bersedia berhenti berbuat dosa itu lagi.  Bila kita mengaku,  Allah Bapa akan melakukan dua perkara:  mengampuni & menyucikan kita.

Perlu kita sadari bahwa dosa mengganggu (memutuskan) persekutuan kita yang manis dengan Allah Bapa. Damai sejahtera  & sukacita yang biasanya memenuhi hati kita, jadi lenyap begitu saja. Doa-doa kita tidak sampai ke hadirat-Nya.  Di sini pengakuan dosa kita memulihkan persekutuan tersebut!

Kesimpulan

Bagaimana sekarang? 

Jika kita benar anak-anakNya,  marilah bersyukur memiliki Allah sebagai Bapa kita di sorga.  Lebih dari itu,  Dia adalah Bapa kita yang terbaik dari segala bapa.  Sebagai Bapa yang mengasihi anak-anakNya Dia memenuhi kewajiban-Nya:  Dia mencukupi,  Dia melindungi, dan Dia mengampuni kita!

Tetapi bagaimana dengan Anda yang belum memiliki Allah sebagai Bapa di sorga?  Perhatikanlah ayat ini, "Tetapi semua orang  (termasuk Anda) yang menerima-Nya (Kristus Yesus) diberi-Nya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah,  yaitu mereka yang percaya dalam nama-Nya (Yesus)"  (Injil Yohanes 1:12).  Jikalau Anda menerima Tuhan Yesus Kristus yaitu percaya kepada-Nya untuk menyelamatkan Anda dari dosa,  maka Anda pun diberi hak oleh Allah menjadi anak-Nya.  Artinya melalui Yesus,  Anda akan mempunyai seorang Bapa yang sempurna di sorga.

Dan kita semua akan bersama-sama dapat memanggil Allah, Bapa kami yang di sorga!  Amen.  <>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar