Darah Yesus |
Ketergantungan manusia terhadap darah dimulai sejak zaman manusia pertama. Tuhan Allah mengorbankan seekor binatang bagi Adam dan Hawa ketika mereka jatuh dalam dosa. Kulitnya dijadikan pakaian untuk Adam dan isterinya.
Korban yang Allah lakukan di sini berbicara tentang “darah” yang ditumpahkan dari seekor binatang. Korban tersebut untuk menutupi dosa dan ketelanjangan Adam dan isterinya (Kejadian 3:21).
Habel, seorang keturunan Adam, mengakui dosanya dengan mempersembahkan kepada Allah korban binatang domba. Sekali lagi darah ditumpahkan bagi pengampunan dosa (Kejadian 4:4; Ibrani 11:4).
Ada sebuah pengorbanan unik dalam Alkitab. Abraham taat ketika Allah menguji dia untuk mempersembahkan anaknya yang tunggal, Ishak. Memang kemudian Allah menyediakan seekor domba sebagai pengganti anak tunggal Abraham yang akan dikorbankannya itu (Kejadian 22:1-14).
Semua kejadian di atas bicara tentang korban dan darah. Apakah maksud Allah dengan berbagai korban itu? Apakah dari semula “korban” sudah direncanakan oleh Allah bagi keselamatan manusia?
Semua ini memang menggambarkan rencana Allah untuk memberikan Anak-Nya yang tunggal Yesus Kristus sebagai korban karena dosa seisi dunia (Yohanes 3:16).
Alkitab mengatakan, tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan dosa. Maksudnya, Allah yang suci & adil tidak bisa begitu saja mengampuni manusia dari dosanya. Dosa harus tetap dihukum (Ibrani 9:22).
Darah Yesus yang tertumpah di kayu salib itulah yang membayar hukuman dosa kita. Dengan begitu, darah-Nya berkuasa menyucikan kita dari segala dosa. Karena darah Yesus saja sehingga Allah dapat mengampuni kita (I Yohanes 1:7,9).
Tetapi jemaat harus menerimanya dengan iman, supaya kebenaran ini berlaku bagi kita! <>
Tidak ada komentar:
Posting Komentar